Pawai ini diiringi dengan puji-pujian dan alat musik sepanjang perjalanan. Di beberapa tempat ditentukan titik-titik singgah untuk berdoa. Biasanya, di beberapa daerah dan jemaat gereja yang melakoni dengan drama penderitaan Kristus selama menjalani masa penyiksaan sampai dengan penyaliban.
Di Kupang, Perayaan Paskah diselenggarakan oleh Sinode GMIT yang melibatkan semua jemaat gereja. Setiap gereja, melakonkan sebuah drama yang diambil dari kisah Alkitab dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu.
Tidak kalah penting, dekorasi setiap gereja sesuai dengan adegannya. Pawai sinode GMIT ini dilengkapi dengan nuansa budaya yang pernah ditawarkan sebagai salah satu ritual wisata dunia.
Melalui Pawai Paskah ini, yang non Kristen pun ikut meramaikan dengan budaya daerah mereka. Biasanya, suku Jawa dan Bali yang sering menghiasi perayaan Paskah Sinode GMIT. Bagi kami ini adalah keberagaman yang harus dipupuk sehingga semua orang tahu bahwa NTT merupakan salah satu provinsi yang menunjukkan toleransi umat beragama paling tinggi di Indonesia. Ini adalah klaim yang berdasar bukan klaim sembarangan.
Hal yang sama ketika Pawai Obor yang dilakukan Jemaat Anugerah Mauleum tadi pagi. Ketika melewati lingkungan Muslim yang sedang berpesta dengan musik, mereka menonaktifkan musik sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada Kristen yang sedang merayakan hari raya Paskah.
Toleransi datang dari adanya penerimaan terhadap keberagaman dan siap untuk saling mengasihi, menghormati dan menghargai dalam sebuah bingkai keberagaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H