Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Guru Sebagai Konselor terhadap Perilaku Remaja

26 Februari 2019   21:10 Diperbarui: 27 Februari 2019   12:03 1592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.indiamart.com

Siswa remaja adalah mereka yang berusia sekolah menengah pertama hingga menengah atas. Tahapan pertumbuhan manusia dari bayi hingga tua memiliki keunikannya tersendiri, termasuk masa remaja.

Remaja berasal dari kata latin "adolesence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.

Masa remaja pasti dilewati oleh setiap manusia dengan setiap masalah dan pergumulannya masing-masing. Beberapa masalah itu muncul mulai dari permasalahan di rumah, di sekolah, hingga di setiap lingkungan tempat mereka berinteraksi. Khususnya di sekolah, siswa diperhadapkan pada beban studi, teman sebaya, kakak kelas, dan juga guru-guru yang akan memungkinkan mereka menghadapi beberapa masalah. Masalah akan sering timbul karena masa ini merupakan masa pencarian jati diri. Masalah-masalah ini tentunya tidak dapat dibiarkan begitu saja karena akan memengaruhi perkembangan mereka kedepan ke depannya.

Masa remaja juga disebut sebagai masa labil dan mudah sekali dipengaruhi oleh orang-orang di sekelilingnya. Mereka bukan hanya dipengaruhi suasana rumah tangganya, mereka juga dipengaruhi oleh perkembangan zaman, masyarakat umum, tempat mereka hidup dan bertumbuh. Mereka sering kurang puas dengan keadaan masyarakat yang ditinggalkan kepada mereka oleh generasi tua dan mengkritik segala yang kolot. Karena remaja sedang meninggalkan masa kanak-kanak dan beralih kepada masa dewasa, rasa antusiasme mereka begitu menggebu. Mereka ingin mencoba segala pilihan dan kemungkinan yang diperhadapkan kepada mereka. Banyak remaja sulit mengendalikan diri atau memilih mana yang baik sehingga banyak terjadi kenakalan remaja.

            Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Berikut terdapat beberapa masalah remaja di tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas sebagai berikut:

Perilaku Bermasalah (Problem Behavior)

Dampak daru suatu perilaku bermasalah pada seorang siswa akan terjadinya suatu hambatan dalam komunikasi antar siswa terlebih guru itu sendiri. Di sekolah saya, saya menemukan banyak siswa perempuan yang malu-malu dengan saya bahkan ketika melakukan suatu aktivitas yang saya minta. Mereka bahkan sulit untuk berkomunikasi dengan saya atau jika mereka berani berkomunikasi, wajah mereka dipalingkan ke lain tempat. Lebih lagi ketika berpapasan diluar jam sekolah, mereka berusaha menghindar sejauh mungkin bahkan lari dari hadapan saya. Hal ini diakibatkan oleh budaya dan didikan orang tua yang memupuk budaya malu dalam keluarga. Akibatnya, akan merugikan siswa di sekolah secara tidak langsung akibat perilakunya sendiri. Siswa akan menjadi pribadi yang kurang percaya diri dan tidak berpengalaman.

Perilaku Menyimpang (Behavior Disorder)

Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau dan menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) serta perilakunya tidak terkontrol (uncontrol) atau dalam bahasa gaulnya "blunder". Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami perilaku ini akan tetapi ada beberapa siswa yang mengalami ini. Seorang siswa mengalami hal ini jika ia merasa tidak tenang dan tidak bahagia sehingga menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Di sekolah saya, saya sulit membedakan antara Behavior Disorder dan Problem Behavior. Terdapat beberapa siswa yang antara gugup atau malu melakukan suatu aktivitas yang diminta oleh guru bahkan pada saat Kegiatan Belajar Mengajar. Mereka lebih memilih tidak terlibat sama sekali. Akibatnya, mereka tidak terlatih secara mental dan menjadi suatu masalah psikis yang serius. Mereka tidak berani mengemukakan pendapat.

 

Penyesuaian Diri yang Salah (Behavior Maladjustment)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun