Mohon tunggu...
Fitri Nurul
Fitri Nurul Mohon Tunggu... -

Alumni Jurusan pendidikan Bahasa Inggris Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Tinggal dan Mengajar Bahasa Inggris di Songkhla, Thailand. Tertarik dalam berbagai diskusi dan selalu ingin memepelajari hal-hal baru, terutama dalam bidang sosial, bahasa, budaya dan pengajaran Bahasa Inggris

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Lady Boys: Fenomena Terdekat Saya

15 Januari 2014   17:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:48 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menjelek-jelekkan suatu negara atau institusi tetapi tujuannya murni untuk sharing saja :D. Selain itu saya mohon maaf karena saya tidak menyediakan foto-foto karena ditakutkan akan mengganggu privasi orang lain )


Thailand terkenal dengan “wanita yang dipertanyakan kemurniannya” karena sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak banci-banci cantik yang datang dari Thailand, malah terkadang kecantikan banci tersebut melebihi kecantikan wanita murni. Pertanyaan yang sering ditanyakan oleh teman-teman saya ketika saya tunjukkan foto wanita Thailand adalah “ itu cewek asli bukan?” *kejam*. Pun ketika saya sampai di Thailand saya beberapa kali menemukan lady boy yang berseliweran di jalan, bahkan tak jarang saya melihat cowok , yang meskipun bukan lady boy, dandanannya heboh sekali macam mau pergi ke kondangan.
Saya juga menemukan fenomena tersebut ketika saya mulai mengajar di salah satu sekolah di Thailand. Beberapa murid saya terlihat menjadi “bakal” Lady Boys, hampir di setiap kelas yang saya ajar saya menemukan bakal-bakal Lady Boys. Ketika saya telusuri lebih jauh lagi, murid-murid yang menjadi “bakal” lady boys mempunyai suatu perkumpulan tersediri. Terbukti ketika saya mengikuti salah satu acara sekolah murid-murid yang saya anggap sebagai “bakal” lady boys mulai dari Mattayom (setara SMP-SMA) 1-6 berkumpul jadi satu.
Uniknya justru para murid “bakal” Lady Boys tersebut kebanyakan adalah murid yang paling aktif dan memiliki kemampuan bahasa Inggris yang lebih dari teman-temannya, mereka senang sekali jika disuruh maju ke depan kelas dan akan sangat semangat sekali jika disuruh menyanyi dan menari, sayangnya kadang gerakan yang ditampilkan agak sedikit erotis makanya saya jarang menyuruh mereka menari.
Di Indonesia jika seorang murid menjadi banci maka akan diejek habis-habisan oleh temannya, tapi disini berbeda, fenomena tersebut sudahlah menjadi hal yang biasa. Bahkan salah satu murid saya berani mengikrarkan dirinya sebagai Lady Boys. Saya sendiri heran melihat fenomena yang belum pernah saya temui di Indonesia ini, ketika saya sharing dengan teman-teman lain, mereka juga menemukan fenomena yang sama. Fenomena ini juga rata-rata terjadi di sekolah-sekolah Thailand, baik swasta maupun negri.
Bagaimanapun juga dan dari sudut pandang apapun saya merasa fenomena Lady Boys ini termasuk fenomena yang menyimpang. Meskipun mengatas namakan “Human Right” menurut saya fenomena Lady Boys tetap tidak bisa saya terima. Alasan saya adalah karena fenomena ini adalah fenomena yang keluar dari kodrat yang telah diciptakan Tuhan dan juga keluar dari nilai adat dan moral. Dibandingkan dengan mencoba menerima fenomena ini, menurut saya akan lebih baik jika kita bisa membantu teman-teman kita yang sudah terlanjur menjadi “Lady Boys” untuk kembali pada fitrahnya, kita bisa menunaikan kewajiban moral kita pada mereka. Penyadaran bisa kita lakukan melalui penyuluhan atau pendekatan psikologis secara personal.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun