Mohon tunggu...
Neli Sudarti
Neli Sudarti Mohon Tunggu... -

\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jika Pilihan Kita Bukanlah Pilihan-Nya

7 Agustus 2012   15:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:07 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mas Rido janji ko bu, setelah dia di angkat sebagai karyawan tetap di perusahaan tempatnya bekerja tahun ini dia akan menikahi Anis."

"kamu yakin dia akan di angkat menjadi karyawan tetap?"

"iya, karna itu janji perusahaan setelah dia bekerja selama 3 tahun bu."

"siapa yang akan tau ketentuan itu Nis? apa kamu mau kehidupanmu di tentukan oleh jabatan karyawan tetap? bagaimana jika setelah menikah ternyata dia justru di pecat? apa itu artinya kamu akan di ceraikan?"

"Astagfirullah, kenapa ibu berfikir sejauh itu? kenapa ibu tidak berfikir seperti keyakinan ibu terhadap kehidupan mas Rahmat? Harta itu sama-sama titipan kan bu?" Anis masih berusaha membela Rido saat itu.

"Tapi setidaknya niat Rahmat menikahimu tidak memandang semua itu,dia hanya menyampaikan niatnya untuk menjadi seorang suami yang baik buatmu Nis. Tekadnya baik, dan caranya juga baik. Selama empat tahun kamu berpacaran dengan Rido ibu dan bapak selalu khawatir Nis. Kamu anak perawan kami sementara di luar sana ada seorang lelaki yang sering membonceng kamu, mengantar kemana-mana bahkan kadang kamu pergi dengannya tapa pamit kepada kami."

Anis menunduk, ada banyak hal yang ibu sampaikan sehingga dia tidak bisa mengelak atau menyanggahnya. Selama hampir empat tahun iya dekat dengan Rido ternyata kedua orang tuanya sangat berharap Rido segera menghalalkan hbungan itu, Dan apa yang di katakan ibu benar, Mas Rido memang belum pernah datang kepada mereka untuk menunjukan niat baiknya. Dia selalu bilang kalau dia malu untuk melamar Anis kalau pekerjaannya saja masih belum jelas, sekarang setelah tinggal selangkah lagi mas Rido di angkat menjadi karyawan tetap Tuhan mengirimkan sosok mas Rahmat yang secara materi memang lebih mapan dari mas Rido. Meskipun Anis tidak terlalu mengenalnya,tapi menurut kedua orang tuanya dia adalah orang yang baik dan insyaallah shaleh.

"Jika Rido laki-laki yang baik dia tidak akan menjadikan kamu pacarnya sampai empat tahun Nis,seharusnya dia sudah menikahimu sejak lama. Sekarang bapak tidak akan membiarkan kamu seperti ini terus. Sudah ada laki-laki yang baik datang meminangmu, bapak ingin kamu menikah dengannya. Jika bukan untuk bapak,lakukan demi ibumu." itu yang bapak katakan sehingga Anis mengiyakan setelah berfikir cukup lama.

Sekarang di depan toko Anis bukan lagi seorang karyawan,karena setelah mengucapkan salam sbelum keluar tadi adalah kesepakatan bahwa hari ini adalah hari terakhirnya bekerja di toko sembako seberang jalan warung kopi mbok Darmi. Itu artinya keputusannya untuk menikah dengan Rahmat sudah bulat, lalu bagaimana dengan sms yang baru saja dia terima? masihkah perlu menghiraukannya atau Anis harus tega untuk mengabaikannya?.........................................................

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun