Mohon tunggu...
Neni Primayanti
Neni Primayanti Mohon Tunggu... -

titik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ternyata Capres Demokrat Tak Laku!

19 Desember 2013   13:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:44 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="597" caption="sumber: viva.co.id"][/caption]

Hasil survei Reform Institute menunjukkan nama – nama Calon Presiden yang ikut dalam konvensi partai Demokrat tidak digubris oleh masyarakat.

Seperti yang dikutip dari merdeka.com, masyarakat yang menjadi responden  Reform Institue lebih memilih golput ketimbang diminta memilih salah satu nama dari 11 kandidat dari partai besutan SBY tersebut.

Dari 1.500 responden umum atau di  luar pemilih Demokrat, lebih dari separuhnya yaitu 52,33 responden tidak mau memilih 11 nama bakal calon yang ada.

Bahkan dari seluruh responden yang menjadi pemilih Demokrat sebanyak 46,04 pada pemilu 2009, juga menolak memberikan suara mereka kepada peserta konvensi Capres Demokrat tersebut.

Mirisnya lagi, pemilih dari kalangan partai Demokrat justru tak memilih capres kader partainya sendiri. Berikut jumlah perolehan suara masing – masing bakal capres konvensi Demokrat:

1.Dahlan Iskan ( 21,93 persen)

2.Marzuki Alie (7,47 persen)

3.Irman Gusman (7, 13 persen)

4.Anies Baswedan (3,7 persen)

5.Sinyo Haris Sarundang (2.00 persen)

6.Pramono Edhie Wibowo (1,33 persen)

7.Gita Wirjawan (1,13 persen)

8.Ali Masykur Musa (-)*

9.Endriartono Sutarto (-)*

10.Hayono Isman (-)*

11.Dino Patti Djalal (0,33 persen)

Sejumlah pengamat menilai sepinya minat masyarakat terhadap peserta konvensi capres Demokrat ini disebabkan oleh berbagai faktor.

Pengamat politik Tjipta Lesmana secara tajam menilai konvensi yang dilakukan partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono itu merupakan sebuah kebohongan. Seharusnya dalam konvensi para peserta harus melakukan kampanye ke publik untuk memperkenalkan diri.

Hal senada juga disampaikan Gun Gun Heryanto, menurutnya mekanisme konvensi belum dilembagakan ke dalam organisasi partai, konvensi belum ada dalam AD/ART Demokrat.

Hal ini dianggap sebagai tidak adanya niat baik Demokrat dalam menjalankan konvensi. Akibatnya, publik tak percaya konvensi dijalankan dengan terbuka.

Lain halnya dengan pengamat politik Ari Dwipayana, menurutnya Isu korupsi yang menyeret sejumlah politikus Demokrat dianggap menjadi promosi buruk untuk konvensi Demokrat.

Berdasarkan hasil survei LSN, Demokrat adalah partai terkorup tahun ini dengan menyeret sejumlah nama kader dalam kasus korupsi kelas kakap seperti Hambalang dan Century.

Itu artinya, konvensi capres Demokrat hanya sebagai kedok untuk mengembalikan elektabilitas Demokrat yang terjun bebas karena menjadi partai terkorup.

Sementara itu, sebelas nama dalam konvensi tersebut juga ternyata tidak memenuhi harapan masyarakat sebagai pemimpin yang pas untuk Indonesia.

Sumber: merdeka.com & tempo.co

*Belum mendapatkan data

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun