Sejatinya pertarungan terdahsyat adalah melawan diri sendiri. Menaklukan ego dan mengendalikan hawa nafsu.
Siapapun yang menang akan lebih bijak dalam memaknai hidup dan yang kalah akan terus diperbudak oleh hawa nafsu diri sendiri, disitulah kematangan berpikir dan kedewasaan seseorang dipertaruhkan.
Novel Proelium ini berisi tentang perjalanan seorang pencinta alam bernama Irham yang melakukan perjalanan keliling Indonesia. Melakukan pendakian dari gunung ke gunung, berkelana seorang diri.
Dia seakan sedang mencari dan menunggu sesuatu yang tak seorangpun tahu kecuali dirinya sendiri. Mencari makna kata "pulang" yang sebenarnya. Sempat singgah di beberapa daerah, kemudian melanjutkan perjalanannya kembali.
Pembaca disuguhkan dengan narasi keindahan alam dari beberapa gunung di tambah dengan foto-foto alam yang indah, sehinga imajinasi pembaca ikut bertraveling mengembara ke alam raya.
Novel Proelium ini meskipun bukan kategori novel religi namun isinya sarat akan makna ketuhanan.
Memberikan banyak inspirasi untuk insan yang sedang melakukan pencarian. Mencari kedamaian alam di heningnya belantara hutan danp uncak gunung yang terjal.
Kutipan "Kita pergi untuk pulang, dan pulang untuk pergi lagi" yang
tercantum di halaman pembuka bab 1 membuat penasaran sehingga ingin
membaca bab demi bab berikutnya.
"Dan yang kita lakukan sepanjang waktu
adalah perjalanan menuju pulang", melalui dua kalimat ini penulis seperti hendak
mengingatkan esensi dari sebuah perjalanan.
Hikmah yang dapat diambil bahwa dunia hanyalah tempat singgah dan
akhirat adalah tujuan akhir dari perjalanan kita.
Novel Proelium ini sangat rekomendasi untuk dibaca saat santai sebagai
hiburan ditengah-tengah kesibukan. Apalagi khusus bagi para pecinta alam, novel ini
sangat layak untuk dijadikan teman dalam perjalanan pendakian.