Pertama dan terpenting, mendapatkan akses ke pendidikan di daerah pedesaan. Anak-anak sering menempuh jarak jauh untuk belajar, menyeberangi sungai hanya untuk duduk di bangku sekolah, dan mendaki bukit hanya untuk melihat bendera merah putih berkibar di lapangan upacara. Jumlah siswa yang putus sekolah dapat dikurangi dengan memfasilitasi akses harapannya.
Kedua, menyelenggarakan pendidikan secara sistematis. Dalam hal sistem, kita tidak lagi berbicara tentang pendidikan wajib selama 9 tahun, tetapi lebih efektif dilakukan selama 12 tahun. Ini meningkatkan semangat belajar, yang mengurangi kemungkinan putus sekolah. atau mengurangi jarak antara tingkat pendidikan.Â
Ketiga, mendorong semua anggota masyarakat untuk berkontribusi pada pendidikan nasional. Tidak mungkin bagi pemerintah untuk menangani masalah bangsa yang sangat besar ini sendirian tanpa bantuan pihak ketiga, seperti masyarakat. Meningkatkan program sukarela pendidikan di daerah yang tertinggal dapat memberikan inspirasi bagi mereka yang pesimis, menghentikan rantai putus sekolah, dan mencerdaskan kehidupan anak-anak di negara ini. Mengikuti kegiatan mengajar tunas bangsa di seluruh Indonesia dapat menumbuhkan semangat pengabdian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H