Mohon tunggu...
Neni Hendriati
Neni Hendriati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 4 Sukamanah

Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) 12. Seloka Adagium Petuah Bestari KPPJB ( Februari 2024), 13. Pemilu Bersih Pemersatu Bangsa Indonesia KPPJB ( Maret 2024) 14. Trilogi Puisi Berkait Sebelum, Saat, Sesudah, Ritus Katarsis Situ Seni ( Juni 2024), 15. Rona Pada Hari Raya KPPJB (Juli 2024} 16. Sisindiran KPPJB (2024). Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Boleh, Gak, Minta Sandal Satu, Buat Berdua?

30 Mei 2023   08:29 Diperbarui: 30 Mei 2023   08:43 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu yang cerah, saatnya untuk healing bersama cucu. Ada beberapa agenda, beli sandal paksu, cari cemilan, menyambangi outlet Mama Ina, dan cari makan...hehehe.

"Ibeh mau beli sandal, ya?" Cici memandang paksu.

"Iya, nih. Sandal Ibeh udah rusak!" paksu memperlihatkan sandalnya yang sudah menganga.

Cici dan Dede memperhatikan sandal paksu.

"Kasian Ibeh, sandalnya udah jelek," ujarnya, sambil memeluk kakeknya.

Duh, so sweet banget! Hehehe.

"Cici juga mau sandal, Nek!" Cici bergumam.

"Sandalnya kan masih bagus," jawabku.

"Ini udah sobek dikit, Nek" Cici menunjukkan sandalnya.

Aku hanya senyum-senyum simpul.

"Gak apa-apa beli satu aja, Nek, buat berdua. Dipakainya bergantian," Cici menatapku penuh harap.

"Beli sepasang, gitu?" tanyaku.

"Iya, Nek, nanti gantian makenya sama Dede!" mata bening mereka menatapku.

Serasa ada yang mengiris hati. Duh, saking takutnya gak dibeliin, mereka mau sandal baru buatdipake berdua. 

Hihi, cara diplomasi baru cucuku, nih. Bikin mata berasa bawang aja!

"Iya, deh, nanti kita pilih ya!" kupeluk mereka.

"Asyiiiik!" mereka balik memelukku erat.

Kubiarkan cucuku memilih sandal sendiri. Betapa riangnya mereka, berpindah dari satu rak ke rak lainnya. Mereka mencoba sandal sambil lesehan, padahal tersedia kursi di sana-sini. Hihihi

Foto dokpri
Foto dokpri

"Udah dapet, Ci, De?'

"Belum, Nek, mau milih-milih dulu!" jawabnya riang.

Mereka berlari kian ke mari. Paksu sudah lebih dulu mendapatkan sandal impiannya. Hm,

"Belinya boleh satu ewang, ya, Ci, De!" ujarku melihat mereka kebingungan dan belum menemukan sandal yang cocok dipakai berdua! 

Cukup sulit juga, ukuran dan selera mereka kan beda! Hehehe.

"Beneran, Nek?" Cici menatapku.

"Iya, bener!"

"Hore, makasih, Nek!"

Gemintang di mata mereka, terasa menghangatkan hati.

Kulihat mereka tenggelam dalam kesibukan yang menyenangkan, memilih sepasang sandal impian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun