Hari keenam Ramadan yang cukup cerah. Walau geluduk dan hujan sempat mengguyur kotaku tadi siang. Selepas asar, aku segera bersiap untuk berjualan.
Bismillah, semoga berkah.
Bermacam minuman serba lima ribu kubawa dengan kresek besar. Kutata dengan rapi di meja lipat, dan tersenyum menanti pembeli. Sambil tak lupa terus berzikir dalam hati, agar hati tak terusik dengan apa pun yang terjadi.
Mau laris atau tidak, kuserahkan semua kepada Yang Maha Kuasa.
Satu persatu para pejalan mulai berdatangan. Mereka jalan-jalan sore untuk ngabuburit, menanti magrib datang. Ada yang hanya melirik jualanku, ada pula yang pandangannya lurus, menatap ke depan. Dan berlalu begitu saja.
Pedagang cireng dan kentang spiral di dekatku mulai dikerubungi pembeli. Aku ikur bersyukur, melihat bestie-bestieku sibuk melayani.
"Berapa ini, Teh?" seorang anak kecil seusia anakku datang. Ia menunjuk es jelly lumut rasa melon. Salah satu tangannya memegang lengan ayahnya.
Aku menyambutnya dengan tersenyum.
"Lima ribu, Neng. Mau?"
Si anak menatap ayahnya.