Mohon tunggu...
Neni Hendriati
Neni Hendriati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 4 Sukamanah

Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) 12. Seloka Adagium Petuah Bestari KPPJB ( Februari 2024), 13. Pemilu Bersih Pemersatu Bangsa Indonesia KPPJB ( Maret 2024) 14. Trilogi Puisi Berkait Sebelum, Saat, Sesudah, Ritus Katarsis Situ Seni ( Juni 2024), 15. Rona Pada Hari Raya KPPJB (Juli 2024} 16. Sisindiran KPPJB (2024). Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Tadarus Al-Quran Juga Perlu Menetapkan Target

27 Maret 2023   04:09 Diperbarui: 27 Maret 2023   04:53 1396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dokumentasi Pribadi

Mengaji merujuk pada aktivitas membaca Al Qur'an atau membahas kitab-kitab oleh penganut agama Islam. Aktivitas ini dalam agama Islam termasuk ibadah dan orang yang melakukannya akan mendapatkan ganjaran dari Allah. Secara bahasa mengaji memiliki arti belajar atau mempelajari (wikipedia).

Sedangkan dari makna bahasa, tadarus berasal dari asal kata darosa-yadrusu, yang artinya mempelajari, meneliti, menelaah, mengkaji, dan mengambil pelajaran

Dilansir dari tempo.co, istilah tadarus semakin populer di bulan Ramadan. kegiatan ini tak hanya dilakukan di masjid atau musala, tapi juga di rumah. Banyak muslimin yang membaca Al-Quran dari awal hingga khatam, tapi ada juga yang melanjutkan kebiasaan tadarus setelah salat fardu.

Istilah tadarus sebenarnya agak berbeda antara bentuk kegiatan dan makna bahasanya. Tadarus yang lazim dilakukan saat ini adalah berbentuk sebuah majelis di mana para pesertanya membaca Al-Quran bergantian. Satu orang membaca dan yang lain menyimak.

Tetapi, tadarus juga bisa dilaksanakan secara sendirian.

Nah, menurut Paksu, tadarus harus memiliki target. Misalnya kita tetapkan khatam Al-Quran sebanyak sekian kali dalam sebulan, sehingga kita bisa bersemangat dalam menjalaninya.

Paksu terinspirasi oleh kakaknya yang bernama A Tirta, seorang pensiunan. Kakaknya ini tinggal di Tangerang. Selama bulan Ramadan dia bisa tadarus dan khatam Al-Quran sebanyak 6 sampai 8 kali.

"Gimana bisa sering khatam Al-Quran?" Paksu kepo.

"Ya, kita bikin target ngaji aja tiap selesai solat fardu, misal satu juz atau dua juz. Dengan begitu, kita cepet khatam," begitu penjelasan A Tirta lewat telepon.

"Oh!" Paksu manggut-manggut.

Biasanya, paksu hanya bisa khatam satu atau dua kali dalam sebulan.

Dari percakapan itulah, paksu mulai memasang strategi. Dia mengatur pola tadarusnya, setiap selesai salat, atau ada waktu senggang, dia mulai tadarus.

Pada Ramadan tahun 2021 lalu, dia bisa khatam Al-Quran lima kali, tahun 2022 khatam 7 kali. Tahun ini dia menargetkan khatam 8 sampai 10 kali.

Targetnya adalah sebagai berikut:

  • Selepas subuh tadarus sebanyak1 juz
  • sebelum zuhur 2 juz
  • setelah zuhur 2 juz
  • selepas asar 2 juz
  • selepas magrib 1 juz
  • selepas isya 2 juz.

Hari-hari dilaluinya dengan tadarus secara rutin. Pagi, siang, sore, malam, Paksu terus melakukan tadarus. Akhirnya, dalam tiga hari, paksu khatam Al-Quran.

"Nek, alhamdulillah, sudah khatam!" ungkap paksu di hari ketiga Ramadan, Sabtu, 25 Maret 2023, menjelang magrib.

"Alhamdulillah, mudah-mudahan berkah, Beh!" kuangkat tangan seperti berdoa.

Kami saling memanggil dengan sebutan yang biasa diucapkan oleh cucu-cucu.

"Minta doanya, Beh, buat anak, cucu, mantu, besan, dan saudara kita semua," ujarku.

Aku pernah mendengar dari Pak Ustaz, bahwa doa orang yang khatam Al-Quran tak terhalang, apalagi di waktu yang mustajab ini.

Paksu menadahkan tangan dan memanjatkan doa. Aku pun segera mengamininya.

"Kalau Nenek, udah juz ke berapa, sekarang?" tanya paksu tiba-tiba, setelah selesai berdoa.

Aku terhenyak, dan clingak-clinguk kebingungan.

Lha, masih jauh, kaleee...hehehe

Untunglah azan magrib terdengar berkumandang.

"Allahu Akbar allahu Akbar."

"Eh, sudah magrib, alhamdulillah!" ujarku sambil berdiri,"Buka puasa dulu, Beh!"

Aku punya alasan untuk tak menjawab pertanyaan paksu, dan pura-pura sibuk mengambil minuman.

Sungguh, jurus jitu tuk berkelit! Hehehe

Kupanggil anakku yang bungsu untuk berbuka pula.

Paksu menerima gelas minum dariku, dan dengan penuh rasa syukur kami pun berbuka.

"Ya, Allah, untuk-Mu aku berpuasa,

dan kepada-Mu aku beriman,

dengan rezeki-Mu aku berbuka,

dengan rahmat-Mu, wahai Dzat yang Maha Pengasih dan Penyayang

Aamiin

Doakan aku, ya, Kompasianer, semoga bisa khatam Al-Quran juga.

Aamiin Ya Rabbal Alamin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun