"Kamu sedih?"
Aku menggeleng. Rasanya malu mengeluarkan isi hatiku.
"Ana mau salat duluan, ya, Mih!"
Tanpa menunggu jawaban Emih, aku segera ke kamar mandi dan berwudu.
Dengan lunglai aku masuk kamar, dan duduk di tepian dipan. Hatiku sangat kosong. Pandanganku mengitari kamar, dan tiba-tiba jantungku seakan berhenti berdegup karena kaget.
Wah, baju siapa itu?
Kulihat baju baru tergantung di paku dinding kamar dan masing-masing diberi nama: A Bari, Teh Dini, Teh Ana, dan Ati.
Kugosok mataku, kucubit pipiku. Duh, sakit! Berarti aku gak mimpi!
Horeeee...
"Ibu, ini baju lebaranku?" aku berseru riang.
Kuambil baju dengan tempelan namaku, kuhampiri semua yang masih berbuka puasa. Senyumku terkembang.