"Duh, kenapa A Bari jadi begitu, ya, Teh?" tanyaku.
Teh Dini merenung.
"Ini gara-gara berteman dengan Parjo! Anak baru itu!" Teh Dini terlihat kesal. Tangannya mengepal.
Aku pun sebenarnya kurang suka dengan A Parjo yang suka berbicara keras dan kasar.
"Jangan bilang-bilang Ibu. Kasian, nanti Ibu sedih!" Teh Dini menempelkan jari di bibirnya.
Aku mengangguk.
"Baiknya, A Bari jangan berteman dengan A Parjo, ya, Teh!"
"Iya!"
Kami terdiam, terbawa pikiran masing-masing. Kami berpikir keras, bagaimana cara memisahkan mereka?
Duh,
Hati kami benar-benar sangat sedih.