Mohon tunggu...
Neni Hendriati
Neni Hendriati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 4 Sukamanah

Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) 12. Seloka Adagium Petuah Bestari KPPJB ( Februari 2024), 13. Pemilu Bersih Pemersatu Bangsa Indonesia KPPJB ( Maret 2024) 14. Trilogi Puisi Berkait Sebelum, Saat, Sesudah, Ritus Katarsis Situ Seni ( Juni 2024), 15. Rona Pada Hari Raya KPPJB (Juli 2024} 16. Sisindiran KPPJB (2024). Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sejak Ada Tetangga Baru...

16 Maret 2023   12:52 Diperbarui: 16 Maret 2023   12:56 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pak Jamal setiap hari menyusuri rel melewati perkampungan kami, kemudian naik angkot 07 untuk mencapai rumahnya di Karangresik.

Pak Jamal memang terkenal sebagai guru yang disiplin di sekolah. Aku kadang suka takut bila ada pelajaran beliau.

Setelah kejadian itu, besoknya, A Bari dan A Parjo, dihukum oleh Pak Jamal.

"A Bari dihukum sama Parjo!" Teh Dini berbisik kepadaku saat tiba di rumah,"Mereka dijemur di lapangan."

"Kenapa, Teh?"

"Kemarin melempar Pak Jamal dengan batu!"

Aku mengangguk-angguk.

"Ana melihatnya kemarin!" ujarku.

"Aduh, memalukan sekali!" ujar Teh Dini,"Berani-beraninya melempar Pak Jamal!"

"Kok, Pak Jamal bisa tahu, yang melempar itu A Bari?"

"Ya, pasti ketahuan, lah! Hanya kita yang tinggal di daerah sebelah sini!" Teh Dini tersenyum kecut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun