Bocah kecil langsung masuk lagi ke rumahnya dengan riang, dan dengan berkomat-kamit, si Mang mengibaskan uang lima ribu tadi ke atas jejeran bandrosnya.
"Penglaris-penglaris", gumamnya.
Sejenak si Mang clingak-clinguk melihat sekeliling. Wajahnya penuh harap, ada pembeli lain. Tetapi, ditunggu hingga lima menit, tak ada yang datang. Si Mang berdiri menggeliat. Dengan hati-hati, ia memikul dagangannya, kemudian pergi. Kuperhatikan, ia sudah agak bongkok kini.
Kudengar lamat-lamat suara si Mang menjauh. Dari dulu, tak berubah nada dan iramanya.
"Bandros haneut!"
Tek tek tek
Tiba;tiba mataku basah, merasa menyesal tak sempat membeli bandrosnya! Mungkin uang lima ribu dariku, bisa sedikit merinagankan beban hidupnya. Maaf, ya, Mang! Mudah-mudahan, esok masih sempat bertemu.
(Tulisan pernah dimuat di jurdik, dengan beberapa revisi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H