Dilansir dari nurfeed.com, Habib Umar bi Hafidz, ulama Tarim Hadramaut, pernah berkisah tentang siapa orang yang tidak baik dalam majelis pengajiannya.
Suatu saat ada murid yang bertanya kepada gurunya.
"Wahai guru, manakah yang lebih baik? Orang yang rajin ibadah tapi sombong, atau jarang ibadah tetapi baik hatinya?"
Lalu guru tersebut menjawab, "Boleh jadi suatu saat si Ahli Sombong bertaubat, kemudian ia menjadi pribadi yang baik lahir dan batinnya."
"Dan bisa jadi, si Baik Hati yang jarang beribadah tadi dengan kebaikan hatinya, Allah berikan hidayah! Lalu menjadikannya ahli ibadah yang juga memiliki kebaikan lahir dan batin,'' gurunya menambahkan.
Muridnya pun bertanya kembali,"Jika demikian, lalu siapakah manusia yang tidak baik itu, Guru?"
Gurunya menjawab,"Yang tidak baik itu adalah kita. Sebagai orang ketiga yang selalu menilai orang lain, namun lalai dalam menilai diri sendiri."
Begitulah, hal yang disampaikan Habib Umar Bin Hafidz, sangat masyhur, dan perlu kita renungkan.
Dari kisah tersebut, kita dapat menarik kesimpulan, bahwa semua orang itu baik dengan pertolongan Allah Swt, dan kita tidak perlu sibuk menilai orang. Perbanyaklah mawas diri, dan introspeksi, agar kita menjadi manusia yang lebih baik.
Wallahu A'lam
(Tulisan ini pernah dipos di Jurdik, dengan beberapa revisi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H