"Bu, maaf, ini Rafi katanya suka dipalak oleh kelas enam!" Bu Nopi tergopoh-gopoh mendatangiku di ruang guru saat jam istirahat.
Dia datang bersama anak laki-laki, yang tinggi kurus, berambut tegak dan sangat familiar. Aku sangat terkejut, karena kelas enam dikenal sebagai kelas yang santun.
Kuperhatikan anak itu, dan kutanya.
"Rafi suka dipalak?" tanyaku ramah.
"Iya, Bu!" anak itu menjawab tegas.
"Sama siapa?"
Sejenak aku teringat pada Andi, yang suka melucu di kelas dan Tino, yang jarang dikasih bekal uang jajan dari rumah.
Ya, saya tahu betul, karena hampir tiap hari anak-anak kutanya.
Kalau kebetulan ada, mereka suka aku beri sekadarnya, biar mereka tidak kelaparan di sekolah, meski sudah sarapan. Lima jam di sekolah sangat melelahkan, ditambah aktivitas anak SD yang tidak mau diam, membuat mereka cepat lapar dan haus.
"Berapa yang diminta?" tanyaku.