Kuncinya adalah berikan edukasi tanpa batas kepada masyarakat agar mereka menjadi pemilih dengan tipikal idealis beridiologis, jangan mau diperalat menjadi orang bodoh bagi sejumlah elit politik yang memiliki kepentingan untuk pribadinya, bukan untuk kesejahteraan yang pro rakyat.Â
Bukankah rakyat juga menginginkan para wakilnya tidak korupsi? Tidak mengeruk hak yang seharusnya adalah untuk kesejahteraan rakyat? Silahkan pemilih memilih, mau menjadi alat mereka? Atau menjadi pemilih yang cerdas untuk memilih kandidat yang pro terhadap kesejahteraan rakyat tanpa bermain politik uang. Pilihan para pemilih tentunya menjadi landasan dan acuan bagaimana kualitas pemimpin Indonesia di masa yang akan datang.
Sumber Acuan:
Agustino, Leo. (2009). Pilkada dan Dinamika Politik Lokal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H