Akhirnya saya berikan handphone saya kepada Pak penjaga kos agar pemilik kos berbicara sendiri, dan Pak penjaga kos membenarkan bahwa sayalah yang berhak mendapatkan kamar kosong tersebut. Akhirnya pemilik kos memberikan nomor rekeningnya, dan saya langsung mentransfer uang, sejumlah yang sudah disepakati yaitu satu juta rupiah.
Betapa legaaa rasanya sudah mendapatkan tempat kos untuk putra saya, satu urusan sudah selesai, tinggal memikirkan urusan yang lainnya, seperti membeli perlengkapan anak kos yang tidak disediakan di rumah kos tersebut, seperti air galon untuk minum, sapu, alat pel, dan kipas angin.
Setelah itu, di luar rumah kos, kami masih melihat ada beberapa yang masih mencari-cari tempat kos, dan kami yakin, mereka pun punya kesulitan yang sama dengan saya.
Jadi, dari apa yang saya alami dalam rangka hunting tempat kos ini, saya mempunyai beberapa catatan yang saya garis bawahi, yaitu sebagai berikut:
- Mencari kos dadakan akan mnyulitkan mendapatkan tempat kos dengan segera dan tidak punya waktu yang cukup untuk bisa memilih, baik lokasi, harga, kenyamanan, dan sebagainya. Mencari kos dadakan ini artinya sudah  mepet ke jadwal masuk kuliah (kira-kira seminggu sebelumnya), baru kita berangkat mencari tempat kos. Biasanya, mencari dadakan ini alasannya adalah karena, jika mencari tempat kosnya dilakukan jauh-jauh hari,  mengaharuskan kembali dua kali, yang pertama khusus untuk mencari tempat kos, yang kedua untuk memulai kuliah atau ospek. Sementara, jarak antara mencari tempat kos dan jadwal kuliah dimulai itu, durasinya cukup lama, yaitu sekitar 5 bulan. Maih lama bukan?  Jadi supaya hemat waktu  ongkos, dipilihlah jadwal mencari kosnya yang dadakan ini. Jadi, sekali jalan, selain memang harus segera memulai kuliah, juga harus mencari tempat kos terlebih dahulu. Risikonya, kita akan berebut dengan para pencari kos yang lainnya, karena di bulan kuliah akan dimulai, seluruh mahasiswa dari luar kota, akan sama-sama juga mencari tempat kos, baik yang lolos dari jalur SNBP, jalur SNBT, dan jalur mandiri, belum lagi ditambah faktor lain, bahwa yang mencari tempat kos itu juga dari berbagai perguruan tinggi  yang lain yang juga berdekatan lokasinya, terbayang kan, kalau di wilayah yang sama, ada 4 atau 5 perguruan tinggi baik negeri atau swasta, betapa berebutnya para mahasiswa baru itu untuk bisa mendaptkan tempat kos. Mereka berebut bukan hanya dengan teman-teman satu kampus, tapi dengan kampus tetangga, kampus sebelah, bahkan dengan para karyawan dan karyawati.
- Mencari kos mahasiswa putra atau campur putra dan putri jauh lebih sulit. Rupanya, para pemilik kos, lebih merasa nyaman dan aman untuk membuka tempt kos khusus putri. Alasannya anak laki-laki suka jorok, suka membawa teman-temannya nongkrong atau belajar bersama di kosan, akibatnya membuat suasana menjadi berisik, dan banyak juga membuat pelanggaran-pelanggaran yang lainnya.  Sementara, anak perempuan kebalikannya, lebih bersih, tertib, dan patuh dengan peraturan. Meskipun begitu, sebenarnya semua itu, kembali lagi ke kepribadian masing-masing anak, tidak semua anak-laki seperti yang  digambarkan di atas, begitu pun dengan anak-anak perempuannya.
- Mencari tempat kos melalui aplikasi pencari kos, memang lebih simple, tapi apa yang kita lihat di aplikasi belum tentu sesuai dengan kenyataannya. Untuk pemilik kos, tentu saja, gambar, foto atau video yang ditampilkan di aplikasi sudah dipilih dulu foto atau video yang bagus, padahal aslinya bisa berbeda bahkan mengecewakan, jadi melihat tempat kos dan survey langsung akan menjdi pilihan yang lebih baik.
- Seandainya waktu yang dimiliki sudah tidak memungkinkan lagi untuk melakukan dan melanjutkan pencarian, semisal karean orang tua harus segera kembali ke kota asal, tidak ada pilihan lain kecuali untuk mengambil tempat kos yang ada dulu, sedapatnya saja, asal tidak buruk-buruk amat, atau tidak mahal-mahal amat. Cukup menganbil buat satu bulan saja. Dalam satu bulan itu, sambil kuliah, si mahasiswa bisa sekalian nyambi mencari tempat kos yang sesuai harapan.
- Rata-rata, harga kos di Kota Surabaya dengan kondisi sedang-sedang saja, kisaran harganya dari mulai Rp 1.000.000 sd. Rp 1.500.000 (di luar listrik, yang biasanya setiap kamar punya listrik token masing-masing), dengan fasilitas: kamar mandi dalam, AC, tempat tidur, lemari, free WIFI, tempat parkir kondaraan roda dua (bisa ada yang memiliki dapur dan ruang tamu bersama, bisa juga tidak). Harga di bawah satu juta pun banyak, tapi tentu saja, dengan fasilitas minim, tidak ada kamar mandi di dalam (kamar mandi di luar untuk dipakai bersama-sama), tidak ada AC, sempit, biasanya harga di luar listrik juga. Nah, sebaliknya untuk harga kos-kosan di atas Rp 2.000.000 pun banyak, biasanya yang seperti ini sudah dikategorikan tempat kos ekslusif. Fasilitas lengkap, dari mulai kamar mandi dalam, ruang kamar yang cukup luas dengan perabotan lengkap, AC, free WIFI, ada penjaga kos, ada petugas kebersihan, ada ruang tamu dan dapur bersama, ada tempat parkir kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Dan biasanya ada di lokasi strategis, dekat ke mana-mana.
- Surabaya Selatan, khususnya Ketintang adalah wilayah banjir, meskipun bukan banjir yang tinggi dan biasnya juga banjir yang akan segera surut. Banjir ini pun terjadi kalau volume hujannya sangat besar dan curah hujan sedang tinggi, biasanya di saat puncak-puncaknya musim hujan. Kalau hanya hujan biasa-biasa saja sih, tidak terjadi banjir. Dan  juga, tidak semuanya kena banjir, ada beberapa yang masih aman.  Jadi sebaiknya harus diperhatikan  juga, apakah tempat kos yang kita pilih itu ada di wilayah yang suka kena banjir atau tidak.
Seperti itulah pengalaman saya berburu tempat kos buat putra saya, di pertengahan tahun 2022 di daerah Ketintang Surabaya Selatan. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H