Saya suka berkebun, menanam dan merawat tanaman hias.
Kecintaan saya pada tanaman, bukan tanpa dasar, bahkan sudah berakar sejak kecil, dan terbawa sampai dewasa bahkan sampai usia setua ini. Mungkin karena keseharian masa kecil saya yang sudah lekat dengan dunia tanaman.Â
Bagaimana tidak, saya tinggal di rumah kakek dan nenek yang keluarga petani, dan yang rumahnya pun punya pekarangan yang luas pula, bahkan ada halaman sampingnya juga.
Pekarangan rumah nenek itu dipenuhi dengan segala macam tanaman hias dan bunga-bungaan, ada juga pohon buah-buahan, sementara di halaman samping dipenuhi tanaman sayur dan kebutuhan dapur.Â
Puluhan tahun berlalu, dan meskipun saya sudah menjadi kaum urban di ibu kota, saya tetap seorang yang berangkat dari desa, dari keluarga petani, di mana tanaman, dan kedekatan dengan alam, sudah menjadi bagian dari hidup saya.
Hidup di daerah perkotaan, tentu lain dengan hidp di pedesaan. Ketika hidup di pedesaan, di mana harga tanah tidak semahal di perkotaan, rata-rata penduduknya mempunyai lahan perumahan yang sangat ideal. Luas tanah yang cukup luas, begitupun dengan luas bangunan rumahnya.Â
Ada pekarangan rumah, ada teras, ada halaman samping rumah, bahakan masih ada pula halaman di belakang rumah. Rumah masing-masing warga dengan para tetangganya, masih berjarak, bahkan cukup berjauhan.
Keadaan seperti ini berbanding terbalik dengan keadaan di perkotaan. Jadi harus ada siasat dan upaya khusus dari seseorang seperti saya, yang mempunyai hobi berkebun atau menanam tanaman hias tetapi terkendala dengan lahan yang sempit.Â
Dengan siasat dan upaya khusus inilah, lahan sempit tidak menjadi kendala lagi buat saya. Saya menyebutnya sebagai solusi lahan sempit, berkonsep memanfaatkan lahan dan ruang yang ada semaksimal dan seoptimal mungkin.
Untuk mewujudkannya, terlebih dahulu, saya harus mempertimbangkan hal-hal berikut, seperti di bawah ini:
- Lahan dan ruang sempit seperti apa yang dimiliki yang akan dijadikan tempat untuk tanaman-tanaman itu? Jawabannya adalah: ada teras, halaman depan rumah (taman kecil), dinding pembatas dengan rumah tetangga, kanopi, pagar tembok, dan terakhir adalah lahan di luar pagar.
- Tanaman jenis apa yang akan ditanam? Jawabannya adalah: tanaman hias.
- Cara menanam seperti apa yang akan dipilih, langsung menanam di media tanah, atau di pot? Jawabannya adalah di pot.
Dengan mempertimbangkan ketiga hal tersebut di atas, akan memberikan kemudahan buat saya dalam menerapkan dan merealisasikan solusi lahan sempit dan konsep memanfaatkan lahan dan ruang yang ada semaksimal dan seoptimal mungkin ini.
Harus diperhatikan juga, untuk mempertimbangkan penataan yang tidak boleh mengganggu ruang gerak penghuni rumah. Dan hasilnya, tanaman saya tata dan saya letakkan di mana-mana, seperti sebagai berikut:
1. Teras
Pertama diletakkan di teras, dan saya memilih tanaman hias dengan jenis yang kecil, ditanam di pot yang berukuran kecil juga, kemudian pot-pot tersebut ditata di rak tanaman model susun, di mana rak tersebut diletakkan di sudut teras yang tidak menghalangi pemandangan ke arah luar, juga tidak memakan tempat karena harus berbagi dengan kursi dan meja teras. Teras akan tampak lebih indah dan cantik.
2. Kanopi teras
Digantung di bawah kanopi teras. Areanya masih di area teras juga, tetapi memanfaatkan kanopi bagian luar teras.
Saya menanam tanaman hias gantung, menggunakan pot gantung, dan memilih jenis tanaman yang memang cocok untuk digantung, selain bisa menghemat tempat, juga bisa membuat penampilan teras tampak lebih apik dan manis.
3. Taman dekat garasi
Selanjutnya diletakkan dan ditata di taman kecil bersebelahan dengan garasi, persis di depan teras.
Untuk di area taman kecil ini, saya memilih tanaman yang berukuran sedang, pot yang juga berukuran sedang, dan harus tahu untuk tidak meletakkan tanaman yang tidak tahan sinar matahari langsung ya.
4. Dinding pembatas
Saya juga memiliki tanaman yang diletakkan di rak vertikal yang menempel di dinding pembatas dengan rumah tetangga. Untuk ini, saya sengaja membuat rak tanaman dari material baja ringan, Tanpa harus memanggil tukang, suami saya membantu membuatkannya. Kurang lebih konsepnya seprti vertikal garden.
Rak baja ringan ini dibuat menjadi 3 susun. Selain bisa memuat pot untuk diletakkan di atasnya cukup banyak, dinding pun bisa dimanfaatkan yang artinya tidak ada area kosong menganggur begitu saja.
5. Dirambatkan di pergola
Kemudian ada juga yang dirambatkan di pergola yang menaungi taman, dan pergola ini, saya buat sendiri juga. Ide original saya, yang pengerjaannya dilakukan berdua suami.
Pagar-pagaran/teralis plastik yang biasanya digunakan banyak orang untuk ditempel di dinding, saya bentangkan di tengah-tengah taman sebagai rambatan tanaman melati belanda dan tanaman morning glory.
Selain sebagai rambatan, bisa berfungsi juga menjadi peneduh karena otomatis tanaman yang tertata di taman kecil sya, jadi ternaungi oleh pergola yang dirambati tanaman melati belanda dan morning glory ini.
6. Tembok pagar halaman
Diletakkan dan ditata di atas tembok pagar halaman rumah. Bersebelahan dengan pintu gerbang besi untuk garasi kendaraan, adalah tembok pagar memanjang sepanjang 3 meter.
Dengan lebar tembok kira-kira 20 senti meter, saya bisa metetakkan pot-pot bunga ukuran sedang atau kecil di atasnya, dan bisa memuat kurang lebih 8 pot. Tanaman yang tahan sinar matahari langsung sangat cocok untuk diletakkan di sini.
7. Luar pagar
Sisanya saya tata di luar pagar. Kebetulan sekali, rumah saya masih mempunyai lahan di luar pagar. Dan karena aman, saya tidak ragu untuk menyimpan sebagian pot tanaman koleksi saya di luar pagar ini. Tapi harus diperhatikan dan penting untuk diingat, tanaman yang bisa disimpan di luar pagar adalah tanaman yang tahan sinar matahari langsung ya.
Untuk semua lokasi penempatan pot bunga/tanaman koleksi saya di rumah, yang saya sebutkan dari nomor satu sampai dengan nomor tujuh di atas, ada sekitar 100 lebih jenis tanaman hias yang bisa diatur dan ditata di tempat-tempat tersebut.
Selain hemat tempat, tak ada lahan menganggur, benar-benar solusi lahan sempit, bukan?
Semoga bermanfaat. Happy Gardening.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H