Mohon tunggu...
Neng Zakiah
Neng Zakiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa manajemen

Menjadi pribadi yang bisa memberikan hal positif ke sesama manusia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Mengenal Diri Sendiri dalam Islam

6 Juli 2024   19:40 Diperbarui: 6 Juli 2024   21:50 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia merupakan makhluk sosial yang dianugerahi akal melalui akal tersebut manusia mampu berpikir tentang segala hal baik dalam segi cakupan materi maupun immateri, semuanya tidak luput menjadi objek yang dipikirkan. Melalui berpikir pula mampu mengidentifikasikan semua objek materi yang ada di sekitarnya (Sirojudin & Ashoumi, 2020). Manusia adalah makhluk yang sempurna dalam ciptaannya, kesempurnaan tidak hanya dalam aspek tubuh tetapi juga aspek psikologis atau jiwa, kesempurnaaan dalam dua aspek ini merupakan tanda dari tanda tanda kebesaran allah pada manusia, oleh karna itu di dalam al-quran berbagai perintah dan anjuran bagi manusia untuk memperhatikan dirinya. Al-quran mengatakan “Dan (juga) untuk dirimu sendiri. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami, ilmu psikologi yang secara epistemic diangkat dari realitas dan bersifat empiris belum mampu memberikan penjelasan yang memuaskan mengenai alasan manusia hidup. Sebab tidak mungkin menjelaskan secara mekanistik dan kimiawi dimensi lain dari diri manusia yaitu, ruh atau jiwa. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengetahui hakikat diri manusia adalah merujuk pada al-quran itu sendiri, karena kebenaran tentang hakikat manusia hanya dapat dipahami melalui kitabullah (Bay, 2022).

Manusia diciptakan oleh Allah SWT berbeda dengan makhluk lainnya, seperti malaikat, jin, dan hewan serta tumbuhan. Perbedaan inilah yang memberikan kesempatan kepada manusia untuk menjadi pribadi yang sempurna atau pribadi yang terburuk. Disinilah sebagai cendikiawan muslim harus berpijak dari wahyu al-Quran untuk melihat multi dimensi manusia yang terdiri dari jasmani dan Rohani (psikis) dan tidak terpaku pada teori-teori non-islam yang cenderung mengalahkan unsur spiritual dalam diri manusia yang erat hubungannya dengan Tuhan. Manusia dengan berbagai dimensi yang ada tidak cukup dilihat sebagai suatu yang empiric, tetapi harus melihat seluruh dimensinya, baik jasmani maupun Rohani. Jiwa manusia merupakan suatu tempat berkumpulnya dimensi-dimensi jiwa lain, seperti qalb, emosi, keinginan dan lain-lain, sehingga biasa disebut “jiwa yang berpikir”. Pribadi manusia secara utuh juga dapat dilihat dan ditelaah melalui deep research terhadap petunjuk-petunjuk al-Quran agar dapat dirumuskan manusia sempurna atau manusia qur’ani (Arifin, 2016).

Menurut islam, hidup kita bukan hanya sekedar makan dan tidur Sahaja tetapi khalifah allah di atas muka bumi ini yang mana kita perlu melakukan amar makruf nahi mungkar demi akhirat nanti. Setiap amalan yang dilakukan di atas muka bumi ini dicatat dan dihitung pada hari pembalasan. Namun begitu, tidak semua yang mengetahui matlamat hidup, masih lagi ramai yang tercari cari indentiti mereka atau dengan kata lain apa yang mereka kerjakan. Oleh sebab itu mengenal diri sendiri adalah penting dan diperintahkan oleh allah untuk kita senantiasa tahu tujuan hidup kita (Amrina, 2021). Rasull sendiri mengingatkan bahwa mengenal diri sendiri adalah Langkah pertama dalam mengenal Allah SWT sebagai tuhan seluruh alam. Sebagaimana yang di sebutkan dalam hadits berikut ini :

“ Barang siapa yang mengenal dirinya, maka akan mengenal tuhannya, dan barang siapa yang mengenal tuhannya maka binasalah (fana) dirinya.”

Dalam islam, mengenal diri sendiri adalah salah satu hal yang diperintahkan Allah SWT. Bahkan, Rasulluah SAW selalu mengingatkan bahwa mengenal diri sendiri adalah langah pertama mengenal Allah SWT sebagai tuhan seluruh alam. Menurut Hery Wibowo (2010) dalam muhamad alpin hascan. pengembangan diri adalah praktik mengajarkan diri sendiri hal hal positif guna mendorong diri untuk teraktualisasi sepenuhnya. Pengembangan diri merupakan kegiatan diluar akademik yang merupakan bagian vital dari kurikulim sekolah / madrasah dalam ranah Pendidikan.

Sebgaimana yang disebutkan dalam hadits berikut ini :

مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ وَمَنْ عَرَفَ رَبَّهُ فَسَدَ جَسَدَهُ

“Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal tuhannya, dan barangsiapa yang mengenal tuhannya maka binasalah (fana) dirinya.”

Dari Hadits tersebut kita bisa mengetahui bahwa mengenal diri sendiri sangatlah penting bagi manusia karena dengan mengenal dirinya sendiri sebagai manusia ciptaan Allah SWT, ia dapat mengenal Tuhannya atau penciptanya tersebut yakni Allah SWT. Seorang muslim perlu mengetahui unsur unsur yang Menyusun dirinya , apakah ia dibentuk dan apa saja yang ada pada dirinya. Pada dasarnya, manusia diciptakan oleh Allah SWT (Widaningsih, 2023).

Dua jenis unsur yakni unsur fisik atau jasmani dan unsur ruhani yakni jiwa atau ruh :

  • Jasmani atau fisik
  • Unsur Jasmani atau fisik adalah tubuh dimana jiwa seorang manusia hidup. Dengan fisiknyalah manusia melakukan segala aktifitasnya di dunia dan ia dikenali juga dari bentuk fisik dan rupanya. Allah SWT sendiri telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk dan lebih baik dibandingkan dengan makhluk lainnya sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut ini :
  • لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (QS At Tin : 4)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun