Mohon tunggu...
Winarsih
Winarsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - makhluk

seorang manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bercermin Itu Baik Loh?!

8 Januari 2013   12:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:22 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bercermin merupakan salah satu kebiasaan baik, karena dengan kita bercermin kita tahu kekurangan diri. Dengan bercermin kita tahu, apakah pakaian kita sudah rapi, kerudung kita sudah oke, ataukah ada bagian dari make up kita yang masih belepotan.
Dengan kita bercermin kita akan tahu bagian mana yang perlu di perbaiki. Selain itu, bercermin juga akan membuat kita PD saat bertemu orang lain, jadi jangan ketinggalan buat bercermin sebelum keluar rumah ya sobat?!! Nah, di samping kita bercermin mengenai penampilan luar kita, kita juga harus bisa bercermin tentang penampilan dalam kita. Ini soal, perbuatan dan tindakan kita. Jangan sampai kita mengkritik orang lain padahal nyatanya diri kita tak jauh berbeda dengan orang yang kita kritik. Atau malah bahkan sikap kita lebih buruk dari itu. Jadi bercerminlah dulu sebelum kita mengkritik orang lain, apakah kita sudah lebih baik dari orang itu? Karena kita tahu, cermin tak akan pernah bohong. Bermuhasabahlah, karena dengannya kita tahu letak kekurangan diri kita, dan berbenahlah kemudian.
Kawan, jangan lupa pula untuk selalu membersihkan cermin itu. Karena jika cermin itu kotor, maka yang sebetulnya indah pun akan terlihat buruk akibat keburaman cermin. Begitu pula dengan hati, hati kita ibarat cermin. Yang jika kita selalu bersihkan maka kita dapat melihat segala sesuatu dengan lebih jelas. Sebaliknya, semakin banyak perbuatan tidak baik yang kita lakukan, akan semakin tumpul dan buram pula mata hati itu. Lalu, bagaimana kita dapat berjalan dengan benar jika pandangan kita saja buram dan tak jelas???!!

Imam Al-Ghozali berkata bahwa hati itu ibarat cermin. Bila hati itu bersih, ibarat cermin yang jernih yang akan memantulkan bayangan diri yang sebenarnya. Entah kebaikan atau kekurangan kita, semua akan terlihat apa adanya sesuai aslinya tanpa kebohongan. Setiap perilaku baik akan terlihat baik, sedangkan perilaku buruk jelas akan terlihat buruk dalam cermin hati.
Sebaliknya, hati kotor ibarat cermin yang buram. Bayangan diri tak akan terlihat dengan jelas entah itu perilaku baik atau tidak baik, semua menjadi sulit untuk di bedakan. Hal demikianlah yang membuat kemampuan diri untuk mengontrol perilaku menjadi berkurang bahkan hilang.

Tingkah laku manusia adalah cerminan dari apa yang tertanam di dalam hatinya. Bila hati bersih maka perilaku seseorang bisa terkontrol dengan baik. Hati yang bersih bisa mengeram seseorang dari berbuat maksiat kepada Allah SWT.
Hati yang kotor akan tercermin dari perilaku buruk seseorang. Tak ada lagi kontrol diri untuk menjauhi perilaku maksiat, setiap hari melakukan keburukan. Semakin sering maksiat di lakukan semakin bertambah satu titik hitam dalam hati. Akhirnya semakin sulit hati itu tertembus oleh cahaya hidayah Allah SWT, dan semakin jauh masuk dalam kesesatan. Na'udzubillah min dzaalik.

Itulah sebabnya, menjaga kebersihan hati itu penting. Jika sudah tak ada lagi rasa berdosa bila melakukan sesuatu yang tidak baik, jika perilaku buruk sudah sering terulang inilah warning agar hati kita segera di bersihkan.

''Maka Allah SWT mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) keburukan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.'' (Asy-Syams:8-10)

Hati adalah panglima bagi seluruh anggota jasad kita. Jika hati bersih pikiran juga jernih(kayak lagu ya? Hehe) Menurut Ust. Aam Amiruddin Lc.MSi., ada sepuluh cara supaya kita punya hati yang bersih yaitu introspeksi diri, perbaikan diri, tadabbur Qur'an, menjaga kelangsungan amal saleh, mengisi waktu dengan dzikir, bergaul dengan orang-orang saleh, berbagi kasih dengan fakir miskin dan anak yatim, mengingat mati, menghadiri majelis ta'lim dan berdo'a kepada Allah SWT.

''Yaa Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya, di lidahku cahaya, di penglihatanku cahaya. Jadikan di belakangku cahaya, di hadapanku cahaya, dari atasku cahaya, dan dari bawahku cahaya. Yaa Allah, berikan kepadaku cahaya.'' (H.R.Muslim).

Mudah-mudahan Allah SWT selalu memberi kita hati yang bening. AMIN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun