Mohon tunggu...
Neng Tita
Neng Tita Mohon Tunggu... -

think like a wiser, act like a winner.........!

Selanjutnya

Tutup

Money

Belajar Menjadi Hero dari Zero

7 Desember 2010   21:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:55 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1291757020511672473

Semenjak mengetahui suaminya memakai narkoba,wanita ini berjuang keras agar keluarganya tetap bertahan dan tak lagi dikecilkan keluarga besarnya. Mulai dari berusaha melepaskan sang suami dari jerat narkoba, hingga usahanya membangun kepercayaan diri suami setelah lepas dari narkoba dengan membangun usaha bersama yang telah dirintisnya sendiri sejak 5 tahun yang lalu.

MEMBAWA PULANG SUAMI

3 tahun yang lalu mungkin tahun terberat bagi Nurul M, 30 tahun asal sukabumi. dititik inilah akhirnya dia harus memutuskan membawa suaminya pulang ke sukabumi dan tak lagi bekerja di Jakarta. Jerat narkoba telah mengoyak keluarga mungilnya. harapannya hanya satu, jika di rumah akan mudah baginya mengawasi kegiatan suaminya. walau konsekuensinya adalah tak akan ada gaji mengalir ke kas keluarga, tak masalah, toh selama ini dia telah terbiasa dengan meneima separo gaji, karena selebihnya telah tertukar dengan bungkusan - bungkusan setan yang memabukkan suaminya.

Tinggal di rumah peninggalan orang tua, dengan beberapa petak sawah serta kolam ikan buatnya cukup untuk memberi kegiatan baru bagi sang suami, walau hanya sekedar memberi makan ikan, memisahkan anakan ikan dengan induknya, menggiring soang kembali ke kandang cukup membuat Nurul merasakan ketenangan batin yang luar biasa. makan tak makan asal ngumpul dan melihat semua berjalan baik - baik saja adalah sesuatu yang mahal dirasakannya dulu.

Tahun berjalan, dengan dukungan keluarga, usaha dan kerja keras, masa - masa rehabilitasi dan penyembuhan itu pun berhasil, sang suami mulai kembali seperti sebelum terkena narkoba, menjauhkannya dari kontak teman- temannya sesamai pemakai rasanya adalah cara yang cukup efektif. melihat semua kembali berjalan normal, Nurul berfikir untuk kembali bekerja, menekuni bisnis kredit pakaian yang dulu hanya ditekuninya menjelang lebaran.

DARI PAKAIAN HINGGA RODA TRAKTOR

Bisnis yang berurusan dengan "cicil mencicil" ini awalnya hanyalah bisnis kredit pakaian yang sistem pembayarannya harian, sistemnya sederhana saja yakni berapapun yang mereka setor perharinya Nurul terima hingga lunas. mulai dari pakaian anak - anak hingga baju muslim untuk ibu - ibu. namun pada perkembangannya, berbekal kepercayaan kini tipe barangnyapun mulai beragam, mulai dari pakaian dalam hingga roda traktor untuk membajak sawah. bahkan pernah ada yang antusias untuk mengajukan kredit rumah, tentu saja utnuk bagian itu Nurul menolaknya. secara dia sendiri masih tinggal d rumah orang tua," kalopun bisa kredit rumah sambil nyicil harian, mending buat sendiri" katanya smbil tertawa geli.

Lingkungan dan budaya konsumsi yang tengah melanda masyarakat menengah kebawah di daerah sekitar tempat tinggalnya memang menjadi peluang manis Nurul menjalankan bisnisnya, dia menggambarkan " orang disini pede saja tinggal di rumah kecil dan makan ikan asin setiap hari, yang penting ketika buka pintu di ruang tamu ada TV 29", punya lemari es, punya motor..yang penting mentereng lah. makanya dibela - belain kredit harian karena untuk  membayar secara cash mereka tidak mampu"  karena  rata - rata profesi warga cicurug sekitar tempat tinggalnya adalah tukang ojek, petani, dan buruh pabrik.

Namun bukan berarti semua berjalan mulus tanpa sandungan, tidak jarang Nurul dibuat kesal karena ketika jadwalnya datang menagih si ibu malah ngumpet di rumah tetangga, atau kadang malah suaminya yang keluar ngomel - ngomel karena tidak punya uang untuk membayar. namun ada pula clientnya yang seorang pensiunan, yang royal sekali membayar setiap tagihannya, bahkan tak jarang  si ibu pensiunan memberinya bonus makanan apa yang sedang dimasaknya hari itu. "pokonya kudu sabar...mendekati mereka tidak bisa pakai emosi, karena kalau emosi ,bisa kabur semua deh client kita..."

MERANGKUL SUAMI

melihat pasarnya semakin luas dan beragamny barang yang dia kreditkan, kin Nurul mengajak serta suaminya  dalam bisnis ini. jika dulu dia kesana kemari dengan jalan kaki, setidaknya kini dengan dua motor mereka berbagi tugas dan wilayah saat menagih.  suaminya kbaggian tugas untuk pengajuan kredit handphone dan perangkat elektronik, dan Nurul tetap dengan bisnis pakaiannya. Aura Ibukota adalah magnet tersendiri di daerah dan lingkungan seperti di cicurug dan desa - desa sekitarnya, asal diberi tau pakaian ini atau baju itu sedang trend di jakarta, dijamin laris manis pembelinya. bahkan parfum dan tas - tas KW  seharga di atas 400ribu yang didatangkan Nurul dari batam pun laris manis bak kacang goreng.

Kini berbekal kesabaran dan kepercayaan mitra - mitra kerjanya, Nurul dan suami yakin jika bisnis ini masih dan akan tetap menjanjikan jika dijalani dengan ketekunan dan kerja keras. saya jad ingat quote yang ditulis pak Unang muchtar di facebook kemain sore," kita bisa jatuh, namun bukan berarti kita tidak bisa bangun lagi bukan?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun