Mohon tunggu...
Neng Tita
Neng Tita Mohon Tunggu... -

think like a wiser, act like a winner.........!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

nasib ketemu ranjau paku

15 Mei 2010   08:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:12 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

gludugg...gluduugg.....bezzzzzzzzzz....

'ahh damn...kena lagii dehh...."itulah gerutuan saya siang kemarin...

menggerutu karena kesekian kalinya kena "ranjau paku".entahlah..nasib sial ketemu paku jalanan selalu menghinggapi matic mungil saya ini. enggak di jalan kecil, gang bahkan jalan protokol dalam kota bahkan antar propinsi.ujung- ujungnya selalu kena. bisa dipastikan dalam sebulan saya bisa nambal ban 3-5 kali. jadi jangan heran jika saya lumayan hafal pos tambal ban di sekitar solo.

boleh jadi saya dulu (waktu belum punya SIM dan motor masih pinjeman) lumayan handal menghindari tilang dan razia SIM. selalu lolos. bahkan melintas solo - ngawi pun lancar- lancar saja tanpa SIM. nakal memang, namun sialnya saya tak pernah lolos dari polisi goceng alias tambal ban.

pernah suatu pagi, saya menuju kota Ngawi. melintas jalan utama kota Sragen, masih di pukul 06.30 pagi. jalanan lagi sibuk- sibuknya. tiba- tiba di perempatan dekat SMU 3 sragen ban belakang saya..blegudug..blgeudugg... "ahh apes dehh.."batin saya .

mana ada polisi lagi mondar - mandir di seberang jalan pulak.duhh...mana saya belum ada SIM waktu itu. lalu beberapa saat kemudian polisi itu melihat dan melambai ke arah saya yang kelihatan riweuh ngedorong motor kempes.

"pak, tambal ban paling deket mana ya....."teriak saya pada polisi itu, bukannya tak sopan,tapi maklum dia ada di seberang jalan jadi kalau tidak teriak tidak akan dengar.

"wahh..jam segini belum ada yang buka mbak.."jawabnya sambil senyum- senyum yang menurut saya seperti ngeledek, perut lapar belum sarapan dan harus dorong motor membuat saya jadi sensitif.hihi...

akhirnya setelah seratus meter dorong motor, ketemu juga tempat tambal yang saya cari. tidak tanggung- tanggung..tiga lobang nangkring manis di roda belakang saya yang baru 4 hari sebelumnya di tambal. owalahh dasar nasib...

"sekalian aja ganti ban mbak.."kata si tukang tambalnya..

"ahh emang situ ngarepnya gitu kan..."batin saya... tapi dipikir- pikir kalau g diganti ya sama aja sih..sudah banyak tambalan disana -sini tak mungkin membuat ban bertahan lebih lama lagi. ujung- ujungnya ya pasti kena bocor lagi.

akhirnya pasrah juga saya pagi- pagi kena getok ganti ban dalam.

buat mas- mas penebar paku di jalan..terima kasih untuk souvenir - souvenir kecilnya.

sadarlah..tidak ada manfaatnya anda menebar celaka di jalan raya, tidak ada yang akan tahu paku itu mengenai siapa, bisa jadi adik, kakak atau anda sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun