Chen Jian Xia merupakan seorang gadis yang hidup di lingkungan patriarki. Lingkungan yang dimana peran laki-laki memiliki dominan yang lebih tinggi dalam sistem social, dalam hal ini berarti laki-laki menjadi pemegang kuasa utama dalam segala hal.
Chen Jian Xia tentu saja seperti perempuan lain pada umumnya, yang ingin keluar dari lingkungan yang membelenggu dirinya tersebut. Keberpihakan orang tua kandung teutama ibunya tersendiri terhadap adik laki-lakinya dan mengesampingkan kehadiran dirinya dalam keluarga.
Li Ran seorang anak laki-laki yang sifatnya cenderung nakal bertemu dengan Chen Jian Xia yang tentunya memiliki sifat yang sangat bertolak belakang dengan Li Ran. Nakal, berani, ceria dan mudah bergaul dengan siapapun. Sifat-sifat tersebut tentunya tidak ada dalam diri Chen Jian Xia yang cenderung tertutup. Tidak mudah bergaul dengan orang lain dan penyendiri. Mereka bertemu dan pada akhirnya saling melengkapi satu sama lain, terutama untuk membantu Chen Jian Xia keluar dari lingkungan keluarga yang menganut sistem patriarki tersebut.
Pertemuan mereka tersebut memulai suatu hubungan yang cukup erat antara keduanya, namun konflik muncul saat mereka ingin sama-sama memulai kehidupan di bangku kuliah, sehingga membuat kisah cinta mereka berakhir. Bertahun-tahun mereka berpisah, namun kemudian mereka bertemu lagi di usia yang sudah dewasa dan tentunya mereka mencoba memperbaiki kembali.
All These Years sendiri dibintangi oleh Sun Qian yang berperan sebagau Chen Jian Xia sedangkan Zhang Xin Cheng sebagai Li Ran serta beberapa actor ternama China lainnya seperti, Liu Dan, Wu Jun Ting. Li Guang Fu dan Zhang Ruo Nan.Film ini dirilis pada bulan april lalu di bioskop dengan genre romantic khas anak muda. Film ini juga diadaptasi dari web novel karangan Ba Yue Chang An yang berjudul Zhe Me Duo Nian.
Film ini bagi saya cukup menguras air mata, karena sukses menampilkan realita anak perempuan pertama yang hidup dalam keluarga yang menganut sistem patriarki. Sebenarnya sosok Chen Jian Xia yang kita nikmati dari film ini juga banyak sekali contohnya di seluruh dunia. Anak perempuan pertama yang dipaksa untuk hidup sesuai dengan keinginan orang tua, dilarang melanjutkan pendidikan lebih tinggi karena menjadi aib dan standar-standar lain yang terus menerus berkembang tiap masanya, Yang tak lain bertujuan untuk memuaskan keinginan orang tua dengan segala ambisinya.
Resistensi atau perjuangan yang dilakukan Chen Jian Xia untuk keluar dari bingkai keluarga patut kita apresisasi dan tentunya menjadi contoh. Karena bagaimanapun perempuan berhak untuk hidup berpendidikan, bekerja dan hidup berpasangan tanpa adanya bingkai paksaan apalagi mengikuti standar-standar kehidupan yang semakin rumit dan mendriskriminsi perempuan sendiri.
semoga saya dan teman-teman perempuan semua bisa berdaya, berdikari dan tentunya bermanfaat untuk sesama. Menjadi perempuan terutaman anak perempuan pertama memang tidak mudah, namun segala sesuatu mari kita hadapi. Semoga bertemu dengan laki-laki sebaik sosok Li Ran yang membantu menumpas bingkai ketidakmampuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H