Mohon tunggu...
Neng Sumiyati
Neng Sumiyati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Humaniora, Uin Maulana Malik Ibrahim Malang

جرب ولاحظ تكن عارفا

Selanjutnya

Tutup

Film

Belajar Berani dari Film " Midnight"

27 September 2021   11:20 Diperbarui: 27 September 2021   11:30 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film " Midnight" menjadi perbincangan hangat baru-baru ini, film bergenre thriller  ini rupanya sangat menarik perhatian sejak video traillernya sudah muncul ke publik. 

Film yang dirilis oleh perusahaan TVING ini menarik perhatian penonton melalui dua tokoh utama dalam film ini, yaitu Jin Ki Joo dan Wi Ha Joon. Jin Ki Joo sendiri dalam film ini berperan sebagai Kyung Mi seorang perempuan  tunarungu, sedangkan Wi Ha Joon berperan sebagai Do Shik yang merupakan seorang pembunuh berantai. 

Sajian alur yang tidak terduga sangat ditampilkan dalam film ini, serta memberikan kesan yang tidak biasa sejak perilisan poster muncul, maka dari itu tidak heran jika banyak sekali orang yang tertarik untuk menonton film ini.

Penggambaran dua tokoh utama yang memiliki latar belakang berbeda pada film ini menjadi daya tarik sendiri. Salah satunya yaitu kita bisa belajar menjadi lebih berani dari sosok Kyung Mi yang mana seorang tunarungu. Kyung Mi mengerahkan seluruh usahanya ketika sang pembunuh berantai mengusik orang-orang terkasihnya termasuk ibunya sendiri. 

Ketika tiba-tiba Do- Shik  ingin menargetkan ibunya sebagai sosok yang akan menjadi korban selanjutnya, maka Kyung Mi melakukan tindakan yang tidak pernah terpikirkan oleh Do Shik bahwa seorang tunarungu akan mengorbankan dirinya semdiri agar Do Shik menjadi tersangka dalam kejadian itu.

Kyung Mi sendiri sebenarnya belajar dari musuhnya sendiri yaitu Do Shik ketika mengelabui polisi dengan menjadikan orang lain sebagai tersangka hanya karena pisau yang dibawanya direbut oleh orang lain. 

Dengan segala kekuatannya Kyung Mi melakukan suatu hal diluar kemampuan dia sebagai tunarungu dengan tujuan antara lain agar Do Shik mengaku kalah dan diberikan hukumaan atas perbuatannya selama ini. 

Dari Kyung Mi bukannya kita bisa belajar bahwa untuk menupaskan suatu masalah tidak membutuhkan fisik yang sempurna, memunggu waktu yang tepat namun kuncinya hanya satu yaitu ada pada diri sendiri. Hanya diri sendiri yang mampu menentukan, meneruskan segala harapan dan rencana yang diingkan. 

Selain itu dalam film ini kita akan disuguhkan sosok pembunuh berantai yang sangat pintar mencari muka,  mengelabui manusia serta menampilkan ekspresi yang sangat berbeda. 

Do Shik dalam film ini dideskripsikan sebagai sosok pembunuh berantai yang cerdas dalam segala hal. Dalam cuplikan kisah latar belakangnya sendiri dalam film ini, Do Shik tidak memiliki sosok ibu dan ayah sebagaimana penggambaran pembunuh berantai pada film umumnya. 

Namun yang berbeda pada film ini terletak pada titik dimana pembunuh berantai disandingkan dengan sosok perempuan tunarungu serta penggambaran pada peran polisi yang sangat mudah dikelabui oleh Do Shik yaitu pembunuh berantai.

Pendeskripsian Kyung Mi dalam film ini juga memiliki daya tarik sendiri jika teman-teman nanti melihatnya langsung di platform legal yang menyediakan film ini. 

Karena sosok Kyung Mi dengan segala keterbatasannya untuk berkomunikasi dan bekerja di ruang publik sering kali mendapatkan cemoohan oleh orang-orang disekitarnya menyadarkan kita tentunya untuk patut menghormati siapapun dengan segala kekurangannya. 

Salah satu scene yang sangat menyayat hati bagi saya yaitu ketika Kyung Mi meminta pertolongan di sebuah jalan raya, yang mana banyak sekali lalu lalang orang disana, dengan segala kemampuannya Kyung Mi jug menyampaikan permintaan pertolongan melalui alat bantu komunikasinya yaitu tulisan, namun tidak ada satupun yang mengindahkan permintaannya. 

Dari hal ini bukannya kita juga harus belajar agar mampu berkomunikasi dengan siapapun yang memiliki kekurangan ? bukan hanya kita yang ingin mengerti apa yang mereka bicarakan, begitu juga denga mereka dengan segala keterbatasannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun