Mohon tunggu...
Neng Sumiyati
Neng Sumiyati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Humaniora, Uin Maulana Malik Ibrahim Malang

جرب ولاحظ تكن عارفا

Selanjutnya

Tutup

Film

Belajar Menjadi Manusia dari Film "Move To Heaven"

26 Mei 2021   18:50 Diperbarui: 26 Mei 2021   18:54 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                  Belajar menjadi manusia yang lebih terpelajar, beradab dan santun bisa dari mana saja, salah satunya melalui  serial drama sebagai media penyampai pesan  dan tentunya yang mengedukasi bukan hanya sebagai hiburan semata. Selain karena mudah dan tentunya tidak membosankan apalagi di masa pandemi yang masih belum usai sampai saat ini, maka seseorang lebih mudah terkena sindrom kesepian atau kelelahan yang lebih cepat. Serial Netflix yang baru-baru ini mendapatkan rating hangat dari penonton di seluruh dunia, serta mendapatkan sambutan yang luar biasa, selain karena kisahnya yang dapat menyentuh hati siapa saja, namun juga sangat menggambarkan keadaan seseorang di masa sekarang ini.

                  Move to heaven adalah seri televisi korea selatan tahun 2021 yang ditayangkan melalui seri orisinal Netflix, yang mana kisahnya berasal dari beberapa cuplikan dari kumpulan esai yang ditulis oleh Kim Sae-byul yang berjudul “ Things Left Behind “. Sosok penulis sendiri merupakan seseorang yang menjalankan bisnis trauma cleaning yang terdeskripsikan dalam drama ini, secara mudahnya tugas dari seseorang yang menjalankan bisnis ini adalah mereka yang membersihkan lokasi tempat kematian seseorang, termasuk memilah barang-barang penting untuk kemudian diberikan kepada keluarga yang ditinggalkan.
                Menurut pandangan saya sendiri, sosok Geu-Ru yang mengidap sindrom Asperger dan Sang-Gu ayah non biologis dari Geu-Ru berhasil memporak-porandakan tangisan para penonton khususnya, karena Sang-Gu mampu menerima Geu-Ru meskipun tidak memiliki ikatan darah, mengajari Geu-Ru berbicara meskipun harus melalui media aneka ragam ikan dan memberikan pesan dengan bahasa isyaratnya dengan arti bahwa “ ayah selalu berada di sisimu “. Maka kedua sosok ini menjadi pondasi penting dari 10 episode yang ada pada drama ini.

                Gambaran pekerjaan yang mereka jalankan dalam drama ini benar-benar terdeskripsikan dengan sempurna, para penonton dapat mengamati penghormatan dari seorang pekerja sebelum membersihkan tempat kematian, mengumpulkan barang sedetail mungkin serta memecahkan beberapa keganjilan yang menimpa seseorang tersebut sebelum akhirnya meninggalkan dunia. Belum lagi keprofesionalan yang Geu-Ru contohkan dalam film ini, benar-benar sempurna dan detail, karena tidak menjadikan kekurangan yang ia miliki sebagai beban.

Ada beberapa penggalan pesan dari beberapa percakapan dalam drama yang ramai dikutip oleh banyak orang, termasuk saya sendiri. 

" saat kau ingin memahami perasaan orang lain, cobalah menempatkan dirimu di posisi mereka, 

" coba bayangkan saja,, 

" jika aku sesakit itu, seberapa sedih aku?" 

" Jika seseorang membohongiku, seberapa marah aku?" 

" jika seseorang memujiku, seberapa bahagia aku?"

 jika siapapun yang ingin menonton drama ini, yang terdiri dari 10 episode dan diperankan oloeh sosok inspiratif lainnya, semoga bisa mengambil manfaat didalamnya, karenna pesan-pesan sosial sangat terkandung di setiap epoisode yang ditayangkan, jadi jangan sampai terkecoh dengan review dari sebagian orang, karena masing-masing kepala mempunyai pendapat sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun