Mohon tunggu...
Neng Sri Kurniasih
Neng Sri Kurniasih Mohon Tunggu... -

Mahasiswa D3 Akuntansi Polban, Semangat Tingkat Akhir :D

Selanjutnya

Tutup

Money

Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Hanya Berlaku Tahun 2015

21 Desember 2015   16:25 Diperbarui: 4 April 2017   17:29 2442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pajak adalah iuran yang harus dibayarkan oleh wajib pajak dan digunakan untuk keperluan negara demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meskipun membayar pajak merupakan sebuah keharusan, tetapi dalam pelaksanaanya masih ada wajib pajak yang tidak membayar pajak. Umumnya, hal ini disebabkan karena wajib pajak tidak mengetahui sanksi apa yang akan diterima apabila tidak membayar pajak.

***

Pada hakikatnya, pengenaan sanksi di bidang perpajakan diberlakukan untuk menciptakan kepatuhan dalam membayar pajak. Dalam Undang-Undang Perpajakan dikenal dua macam sanksi, yaitu :

1. Sanksi Administratif

Sanksi administratif adalah sanksi yang berupa pembayaran kerugian kepada negara. sanksi ini dikenakan apabila wajib pajak melanggar ketentuan terkait administrasi perpajakan. Sanksi administratif ini terdiri atas tiga jenis, yaitu :

  • Denda, yaitu sejumlah uang yang harus dibayar wajib pajak terkait pelanggaran administratif yang dilakukannya. Besarnya denda diatur dalam Undang-Undang Perpajakan.
  • Bunga, yaitu sanksi administratif yang menyebabkan utang pajak lebih besar. Dalam menghitung bunga utang pajak umumnya tidak menggunakan bunga majemuk.
  • Kenaikan, yaitu sanksi administratif yang paling ditakuti oleh wajib pajak. Hal ini terjadi karena sanksi berupa kenaikan menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar berlipat ganda.

2. Sanksi Pidana

Sanksi pidana adalah sanksi yang memberikan efek menderita bagi yang menjalankannya. Sanksi ini terdiri atas tiga macam, yaitu :

  • Denda pidana, yaitu denda yang dikenakan kepada tindak pidana yang umumnya melanggar ketentuan yang berlaku atau melakukan tindak kejahatan. Denda pidana dapat dikenakan kepada pejabat pajak atau pihak ketiga yang melanggar peraturan pajak yang berlaku.
  • Pidana kurungan, yaitu pidana yang dikenakan kepada tindak pidana yang bersifat pelanggaran. Pidana kurungan dapat dikenakan kepada wajib pajak dan pihak ketiga.
  • Pidana penjara, yaitu pidana yang dikenakan kepada tindak pidana yang melakukan kejahatan. Pidana penjara dapat dikenakan kepada wajib pajak dan pejabat pajak.

Terkait macam-macam sanksi di bidang perpajakan, tahun 2015 ini merupakan tahun yang menguntungkan bagi para penunggak pajak karena tahun 2015 Otoritas Pajak menjanjikan akan mematok batas maksimal sanksi administrasi penagihan utang pajak berupa denda bunga sebesar 48% dari sebelumnya tidak ada batasan tergantung masa pelunasan.

Hal ini dilakukan seiring dengan revisi Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang telah masuk dalam Program Legislasi Nasional 2015 dan telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 29/PMK.03/2015 terkait penghapusan sanksi administrasi bunga yang terbit berdasarkan pasal 19 Ayat (1) Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yang ditandatangani Menteri Keuangan pada tangggal 13 Februari 2015. Pernyataan ini diungkapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak Sigit Priadi Pramudito dalam bisnis.com

Berdasarkan kebijakan di atas, wajib pajak yang melunasi utang pajaknya sebelum 1 Januari 2016 akan diberikan penghapusan sanksi administrasi. Penghapusan sanksi administrasi ini hanya dikenakan untuk utang pajak yang timbul sebelum 1 Januari 2015. Kebijakan ini hanya berlaku untuk tahun 2015 karena pada tahun 2016 perpajakan nasional akan memasuki Tahun Penegakan Hukum Pajak (TPHP) sehingga pada tahun 2016 wajib pajak tidak akan memperoleh pembebasan sanksi administrasi maupun fasilitas penghapusan sanksi administrasi bunga.

Adapun hal yang perlu dilakukan wajib pajak untuk memperoleh penghapusan sanksi administrasi maupun fasilitas pembebasan sanksi administrasi adalah sebagai berikut :

  • Segera melaporkan atau membetulkan SPT.
  • Membayar atau menyetorkan pajak yang kurang dibayar.
  • Wajib pajak yang memperoleh STP karena Keterlambatan dalam menyampaikan SPT, membetulkan SPT, dan atau keterlambatan dalam membayar atau menyetoran pajak harus mengajukan satu permohonan penghapusan sanksi administrasi kepada Direktur Jenderal Pajak untuk setiap satu STP secara tertulis dalam bahasa Indonesia dan ditandatangani wajib pajak (untuk wajib pajak orang pribadi), bagi wajib pajak badan dan tidak dapat dikuasakan, permohonan harus ditandatangani oleh wakil wajib pajak serta disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar.

Selain hal di atas, wajib pajak harus melampirkan beberapa dokumen. Dokumen tersebut, yaitu :

  • Surat pernyataan yang menyatakan bahwa keterlambatan penyampaian SPT, keterlambatan pembayaran pajak dan atau pembetulan SPT dilakukan karena ketidaksengajaan serta ditandatangani di atas meterai Rp 6.000.-
  • Fotokopi SPT yang disampaikan atau print-out SPT jika SPT disampaikan secara online.
  • Fotokopi bukti penerimaan atau bukti pengiriman surat yang dianggap sebagai bukti penerimaan penyampaian SPT.
  • Fotokopi Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain yang memiliki kedudukan yang sama dengan Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan pajak terutang yang tercantum dalam SPT.
  • Fotokopi Surat Tagihan Pajak.

***

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sanksi dalam perpajakan ada dua jenis, yaitu sanksi administratif dan sanksi pidana. Terkait sanksi administratif, tahun 2015 merupakan tahun yang menguntungkan bagi para penunggak pajak karena pada tahun ini diberlakukan penghapusan sanksi administrasi serta fasilitas pembebasan sanksi administrasi bunga untuk utang pajak yang timbul sebelum 1 Januari 2015 dan tahun 2016 perpajakan nasional akan memasuki tahun penegakan hukum pajak sehingga fasilitas yang disebutkan sebelumnya tidak akan berlaku lagi.

 

*Jika pembaca kompasiana ada yang ingin menambahkan informasi terkait penjelasan di atas, saya persilakan sebagai bahan masukan saya dalam menulis dan tambahan informasi bagi saya serta pembaca lainnya. Terima kasih :D

Bacaan lebih lanjut :

  1. Catatan Ekstens. 2014. “Mengenal Sanksi Pajak”. Tersedia : http://ekstensifikasi423.blogspot.co.id/2014/10/mengenal-sanksi-pajak.html. 20 Desember 2015.
  2. Wicaksono, Kurniawan A. 2015. "Pemerintah Janjikan Batasi Denda Bunga Utang Pajak Maksimal 48%". Tersedia : http://finansial.bisnis.com/read/20150815/10/462884/pemerintah-janjikan-batasi-denda-bunga-utang-pajak-maksimal-48. 20 Desember 2015.
  3. Direktorat Jenderal Pajak dan Kementrian Keuangan. “Jelang Tahun Penegakan Hukum, Manfaatkan Segera TPWP!”. Tersedia : http://www.pajak.go.id/content/article/jelang-tahun-penegakan-hukum-manfaatkan-segera-tpwp. 20 Desember 2015.

Judul TA : Pengaruh penerbitan surat paksa terhadap efektivitas penagihan pajak

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun