"Janin tetap bisa tumbuh dan berkembang dengan normal selama  ibu masih bisa memenuhi kebutuhan kalori dan cairan dengan jumlah yang sama dengan saat yang tidak berpuasa. Puasa hanya mengubah jam makan, sedangkan asupan nutrisi asupan hariannya masih bisa terpenuhi. Jadi, janin dalam kandungan tetap mendapatkan nutrisi," jelasnya. Â
Meski berpuasa, ibu hamil masih bisa mengkonsumsi makanan sehat dan bernutrisi saat sahur dan berbuka puasa. Nah, nutrisi dalam makanan itulah yang nanti akan menjadi asupan bagi janin dalam kandungan selama berpuasa.
Karena itu, lanjutnya, pastikan ibu hamil mendapatkan asupan yang cukup meliputi karbohidrat, protein, lemak dan zat besi saat sahur dan berbuka puasa. Pilihlah karbohidrat yang tinggi serat dan protein untuk sahur. Makanan tersebut, ucapnya, akan mengeluarkan energinya perlahan-lahan sehingga ibu hamil  tidak akan terasa lapar dan terpenuhi cukup energi sampai waktu berbuka nanti.
Secara medis, berpuasa saat hamil berisiko menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi saat hamil merupakan kondisi yang berbahaya lantaran turut memicu komplikasi kehamilan, seperti kontraksi palsu, infeksi saluran kemih, hingga kelahiran prematur.
"Karena itu, ibu hamil yang ingin menjalankan ibadah puasa tidak lupa disertai juga minum air mineral 9-12 gelas per hari agar terhindar dari dehidrasi," tutur dokter yang saat ini menjadi Residen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Namun, dr. Mustaqin mengingatkan, puasa pada trimester pertama dari ibu hamil yang tidak bisa memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisinya, maka berisiko terjadi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) 1-2 kali lebih dibandingkan ibu hamil yang tidak berpuasa di trimester pertama.
"Jadi perlu diingat, ibu hamil dapat berpuasa bila  ibu masih bisa memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan selama berpuasa. Hal yang sangat penting, pastikan terlebih dahulu ibu hamil dan janin yang di kandung dalam keadaan sehat kondisinya. Karena itu, jika ingi berpuasa konsultasikan dulu dengan dokter kandungannya masing-masing," tegasnya.
Kehamilan sendiri, menurut World Health Organization (WHO), adalah suatu proses fisiologi pada perempuan yang menjadikan perubahan selama kehamilan berlangsung baik fisik dan psikis. Perubahan-perubahan ini akan menggambarkan periode saat janin berkembang dalam rahim.
Karena itu, memastikan kebutuhan gizi pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya adalah hal penting yang harus diperhatikan. Pencegahan masalah gizi pada ibu hamil merupakan hal penting dilaksanakan mulai dari menjaga kesehatan dan status gizinya saat sebelum dan selama kehamilan, dilanjutkan dengan setelah melahirkan dan masa menyusui.
Dikatakan, salah satu kebutuhan esensial untuk proses reproduksi sehat adalah terpenuhinya kebutuhan energi, protein, karbohidrat, vitamin, mineral dan cairan serta serat yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H