Setiap gerbong kereta juga dilengkapi empat buah pintu geser berwarna merah. Ada 20 tempat duduk yang tersedia di setiap kereta. Artinya, satu rangkaian kereta berisi 40 tempat duduk. Kalau ditambah dengan penumpang berdiri mungkin bisa mangangkut lebih dari 100 penumpang.
Kereta layang ini pun bersiap berangkat. Saya perhatikan stasiun-stasiun yang dilewati kereta ini dari stiker yang tertempel di atas pintu kereta. Stasiun Velodrome, Stasiun Equastrian, Stasiun Pulomas, Stasiun Boulevard Selatan, Stasiun Boulevard Utara, dan terakhir Stasiun Pegangsaan Dua.
"Pak, kalau saya mau turun di Mall Kelapa Gading, turun di mana ya?" tanya saya kepada petugas.
"Ibu turun di Stasiun Boulevard Utara, setelah Boulevard Selatan," jawabnya.
"Terima kasih ya Pak," kata saya.
Sepanjang perjalanan suasana kereta cenderung sepi. Penumpang juga tidak banyak, masih bisa dihitung jari. Tempat duduk juga masih banyak yang kosong. Jadi, tidak ada pemandangan penumpang yang berdesak-desakan. Saat itu, waktu menunjukkan pukul 17.00 WIB. Jam pulang kerja, seharusnya sih ramai.
Beberapa stasiun terlewati, sampailah saya di Stasiun Boulevard Utara. Kalau saya hitung waktu tempuh tidak sampai 10 menit. Mungkin sekitar 7-8 menit. Petugas perempuan menyambut hangat penumpang yang turun dengan merapatkan dua tangan di dada.
Sebelum keluar, saya tap out e-money, tertera saldo terpotong Rp5000. Cukup terjangkau juga. Tapi ada lagi yang lebih irit yaitu dengan naik JakLingko, tarifnya gratis. Tapi, ya harus "berbaur" dengan kendaraan lainnya. Jadi, belum bisa bebas macet.
Akhirnya saya pun berkesempatan menjajal LRT Velodrome meski sudah telat, 5 tahun berselang. Satu kali pemilu itu hahaha... Naik moda transportasi baru ini benar-benar unik dari kendaraan umum lainnya di Ibu Kota Jakarta. Baru ngerasain aja gitu.
Saya pun ke luar belok kiri, jalan sebentar, turuni anak tangga, sampailah saya di Mall Kelapa Gading 1. Lokasinya sih di Mall Kelapa Gading 3 tapi masih satu area. Ya jalan kaki lagi deh saya. Mungkin di hari itu saya sudah 10 ribu langkah kaki. Hidup jalan kaki....!Â