Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Libur Panjang, Perjalanan Depok-Rancah Ciamis Habiskan Waktu 14 Jam!

9 Februari 2024   08:40 Diperbarui: 10 Februari 2024   07:33 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampailah kami di tujuan (dokumen pribadi)

Bapak saya, yang biasa dipanggil Abah, mengajak kelima anaknya untuk bertandang ke Rancah. Ini adalah nama kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. 

Di Kecamatan Rancah ini ada desa bernama Patakaharja. Desa ini berada di sebelah utara Kecamatan Rancah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kuningan. 

Desa ini adalah tempat Abah dilahirkan dan dibesarkan. Sebagian besar saudara-saudara Abah, yang berarti pamam dan bibi kami, tinggal di sini. Jadi, wajar Abah mengajak kami ke sini.

Kami, anak-anak Abah--Marthin Purwanugraha, Yuliadi Purawibawa, saya, Dodi Hasanudin, Muhammad Mirza--pun sepakat untuk memenuhi ajakan Abah di usianya yang ke-84 tahun ini. Terlebih kami, khususnya saya, sudah lama juga tidak beranjangsama ke lembur, begitu biasa kami menyebut Rancah. Lembur sendiri berarti desa atau kampung.

Setelah berunding, akhirnya diputuskan kami berangkat pada 8-10 Februari 2024. Kebetulan di tanggal itu tanggal merah libur Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek. Ditambah Sabtu dan Minggu juga hari libur. Jadi, memang momen libur panjang.

Kamis 8 Februari 2024, kami pun berangkat. Saya sendiri, tidak mengajak anak-anak saya karena perjalanan jauh dan lama. Khawatir di jalan bosan dan bikin bete, alias bad total. 

Adik saya, Dodi, ternyata tidak bisa ikut pergi. Kebetulan, di hari Jumat, ia ditugaskan menjadi host Podcast Warta Kota. Seharusnya, Podcast-nya Rabu, eh ternyata narasumber minta dipindah ke Jumat. Adik saya ini memang wartawan Warta Kota sejak media massa itu dilahirkan.

Kami berangkat dari rumah Abah, di Ratujaya, pukul 07.30 Wib dengan kendaraan Kijang Inova yang kami sewa selama tiga hari. Perjalanan dari Depok hingga ke Ciamis itu biasanya sekitar 8 jam. Kalau macet, bisa lebih dari 10 jam. Kami perkirakan perjalanan akan tersendat karena memang hari libur panjang juga.

Dari rumah Abah hingga ke pintu Tol Tanjung Barat, Jakarta Selatan, relatif lancar dan aman terkendali. Hingga melewati Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road (JORR), perjalanan agak merayap tapi kendaraan masih bisa tetap melaju.

Memasuki Cikarang, perjalanan juga tersendat. Dibilang macet, tidak juga sih, masih bisa melaju soalnya. Dari empat lajur yang ada di tol Cikampek, semuanya disesaki kendaraan hingga memenuhi bahu jalan. Kendaraan pribadi, kendaraan besar.

Syukurnya, di pertengahan jalan di Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, petugas kepolisian membuka jalur contraflow, sehingga dapat mengurai kemacetan. Satu lajur di Jalur Cikampek menuju Jakarta digunakan polisi untuk memberlakukan sistem contraflow.

Melaju di jalur contraflow (dokumen pribadi)
Melaju di jalur contraflow (dokumen pribadi)

Sepertinya Polisi sudah bisa membaca di momen libur panjang ini jalan tol akan dipadati kendaraan. Terlihat ketika membuka contraflow, pembatas-pembatas yang berbentuk kerucut orange itu berderet rapi. Berarti memang sudah dipersiapkan.

Itu berarti, jumlah seluruhnya lajur menuju Cirebon atau Bandung menjadi lima lajur. Di jalur Cikampek menuju Jakarta terpantau ramai lancar. Sebaliknya, di jalur contraflow mengalami kepadatan tapi terpantau kendaraan melaju lancar, tidak tersendat.

Hingga akhirnya sampai di Gerbang Tol Kalihurip Utama, terus lanjut sampai di Gerbang Tol Purbaleunyi (Purwakarta Cileunyi) dalam keadaan lancar, tanpa tersendat.

Kemudian kendaraan memutar ke arah Rancaekek. Di Warung Nasi Ampera, Rancaekek, Kabupaten Bandung, kami mampir untuk makan siang dan shalat Dzuhur. Ketika kami tiba, waktu menunjukkan pukul 13.30 WIB.

Itu berarti waktu perjalanan yang kami tempuh sudah 6 jam lamanya. Perjalanan masih jauh. Kami di sini tidak lama. Mungkin sekitar 1 jam saja. Lalu kami melanjutkan perjalanan. Kami singgah di Masjid Agung Kec Nagreg Al Muhajirin untuk melaksanakan shalat Ashar.

Setelah berada sekitar 30 menit di sini, kami kembali melanjutkan perjalanan. Sesampainya di wilayah Kecamatan Balubur Limbangan, Kabupaten Garut, perjalanan agak tersendat karena dipadati kendaraan yang melintas.

Biasanya sih, kata abang saya yang menyupiri, kalau hari biasa kondisinya tidak begini. Mungkin karena liburan panjang jadi banyak yang berlibur. Kemungkinan tujuan mereka ke Pantai Pangandaran.

Hingga sampai ke Kecamatan Malambong, perjalanan masih tersendat meski kendaraan masih bisa melaju. Namun, perjalanan yang tersendat ini tidak sampai berjam-jam lamanya. Tidak sampai menguras emosi dan air mata.

Memasuki wilayah Kabupaten Tasikmalaya kondisi di jalan lancar dan aman terkendali. Kendaraan terus melaju hingga ke Tanjakan Gentong dengan kontur jalanan berkelak kelok bertikungan tajam seperti di Padalarang. Syukurlah perjalanan lancar hingga memasuki Kecamatan Cipedes, masih di kabupaten yang sama.

Kami lalu mampir ke Masjid Besar Al Muhsiniin untuk shalat Maghrib. Di sini, sekitar 30 menit. Kemudian kami melanjutkan perjalanan hingga 30 menit kemudian masuklah kami ke wilayah Kabupaten Ciamis. Alhamdulillah, sudah sampai sini.

Masjid Besar Al Muhsiniin, Cipedes, Kab. Tasikmalaya (dokumen pribadi)
Masjid Besar Al Muhsiniin, Cipedes, Kab. Tasikmalaya (dokumen pribadi)

Tapi perjalanan masih panjang untuk bisa sampai ke Desa Patakaharja. Masih berpuluh-puluh kilometer lagi. Mungkin bisa 3 jam lagi. Jalanan cukup lengang. Sampailah kami di pertigaan menuju Rancah. Dari sini, butuh 1 jam lagi.

Kami melewati perjalanan yang cukup sepi dengan lampu penerangan yang sangat minim. Jarak dari satu rumah dengan rumah lain tidak berdekatan. Tidak terbayang jika terjadi peristiwa kriminal, apakah para tetangga mengetahuinya? Ketika ada yang berteriak minta tolong, apakah ada yang mendengar?

Hingga sampai di jalan yang di samping kiri dan kanan berdiri pohon-pohon tinggi dan pohon-pohon bambu. Sebagian besar daerah Patakaharja ini memang dipenuhi dengan sawah dan hutan.

Jika malam, di sepanjang jalan gelap karena tidak ada lampu penerang sama sekali. Pencahayaan berasal dari lampu mobil yang kami tumpangi. Jalanan berkelok. Berkelok ke kiri, berkelok ke kanan. Tidak ada yang berubah, masih seperti dulu.

Akhirnya, sampailah kami di Desa Patakaharja, sekitar 10 menit lagi menuju rumah adiknya Abah. Setidaknya begitu arahan Google Maps. Alhamdulillah... setelah menempuh perjalanan selama 14 jam sampailah kami. Waktu menunjukkan pukul 21.30 Wib.

Bayangkan, perjalanan dari pukul 07.30 berakhir pada pukul 21.30. Padahal ini masih di provinsi yang sama, dengan gubernur yang sama. Jadi terbayang jika perjalanan menuju pulau terluar, terpelosok, dan terpencil.

Demikian "laporan" singkat perjalanan kami. Selamat berhari libur.

Sampailah kami di tujuan (dokumen pribadi)
Sampailah kami di tujuan (dokumen pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun