Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Ketika Arisan "Disusupi" Kampanye Caleg

26 Januari 2024   21:41 Diperbarui: 28 Januari 2024   10:44 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap bulan ibu-ibu warga sektor Berlian Permata Depok, Pondok Jaya, Kota Depok, Jawa Barat, rutin mengadakan arisan RT. Namanya arisan RT, berarti "diketuai" oleh Ibu RT. Tidak semua ibu di sektor ini mengikuti arisan dengan berbagai alasan.

Kalau dihitung-hitung, mungkin hanya sekitar 25 orang ibu yang aktif mengikuti arisan ini. Entah sudah berapa tahun arisan ini berjalan. Mungkin lebih dari 10 tahun atau 15 tahun? Dan, jumlahnya ya segitu-gitu saja. Tidak ada penambahan yang signifikan.

Menurut saya, tujuan diadakannya arisan ini sangat bermanfaat. Tidak semata-mata kumpul, ketawa ketiwi, bayar arisan, kocok arisan, makan kue, bungkus kue, lalu pulang. Arisan ini lebih dari sekedar itu.

Dalam arisan ini juga disampaikan berbagai informasi seputar program Kelurahan, RW, RT, dan Masjid Al Ihsan. Selain itu, bisa menjadi tempat untuk berkeluh kesah mengenai persoalan di sekitar mengingat arisan "dipimpin" oleh Ibu RT.

Ada juga edukasi mengenai kesehatan yang disampaikan oleh dr. Salma, warga Berlian juga, yang kebetulan mengelola Klinik dr Salma. Kliniknya persis di belakang rumah saya. Fasilitas kesehatan tingkat 1 BPJS saya ya di klinik ini.

Terpenting dari itu semua adalah silaturahmi. Ya, tujuan utama diadakannya arisan ini, untuk menjalin silaturahmi antartetangga. Biar bisa saling mengenal. Karena bisa jadi, tidak semua warga tidak bisa saling bertemu setiap hari. Saya dengan tetangga depan rumah saya saja tidak setiap hari bisa saling bertegur sapa.

Bisa jadi juga ada yang belum saling mengenal. Terkadang, hanya mengenal wajahnya tapi tidak namanya. Terkadang juga sering mendengar namanya tapi tidak mengenal wajahnya.

Nah, ini sering kejadian salah memanggil nama seseorang karena tidak kenal wajah. Sok yakin, begitu. Kan, malu jadinya. Dan, itu pernah saya alami hehehe...

Pekan lalu, jadwal arisan di rumah tetangga depan kiri saya. Hanya butuh sekitar 10 langkah kaki. Dekat banget. Pemilik rumah lebih dikenal dengan panggilan "Bunda Laela". Tidak ada warga Permata Depok yang tidak mengenalnya.

Orangnya aktif berorganisasi. Di tingkat RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, hingga Pemkot Depok. Di masjid juga. Tidak heran, dia begitu dikenal. Dia juga bersahabat dengan Elly Farida, isteri Wali Kota Depok, Mohammad Idris.

Tetangga saya ini juga super sibuk. Maklum, dia mengelola biro travel umrah dan perjalanan lainnya. Jadi, ia lebih banyak di negeri orang daripada di negerinya sendiri, Indonesia. Adalah suatu kebetulan banget, tempat arisan di kediamannya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Seperti biasa, arisan yang dimulai selepas ashar itu, Ibu RT menyampaikan "informasi sekitar kita". Mulai dari persoalan sampah, bank sampah, keamanan, dan lain-lain. Tidak lama, mungkin sekitar 15 menit. Para ibu mendengarkan sambil mencicipi sajian aneka snack dari tuan rumah.

Usai berbagi informasi, tuan rumah menyampaikan "amanah" dari Elly Farida, isteri Wali Kota Depok, yang akrab disapa dengan Bunda Elly. Amanah yang dimaksud yaitu kalender yang bergambar Bunda Elly dan tumbler yang juga bergambar sama.

Kebetulan Bunda Elly dari Partai Keadilan Sejahtera atau PKS mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, bernomor urut 4 dengan daerah pemilihan (dapil) Depok-Bekasi.

Meski Bunda Elly, yang saat ini cuti dari "jabatannya" sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kota Depok, tidak hadir, sepertinya tidak ada seorang warga Kota Depok yang tidak mengenalnya. Terlebih suaminya, Mohammad Idris, orang nomor satu di Kota Depok, Jawa Barat. Siapa sih yang tidak kenal?

"Kita tidak perlu lagi meragukan komitmen Bunda Elly dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Itu sudah terbuktikan. Bunda Elly sudah banyak dikenal warga Depok, dan sudah tahun ke-12 mendampingi Pak Wali Kota," kata Bunda Laela "mempromosikan" Bunda Elly.

Sebenarnya, tanpa dipromosikan, Bunda Elly sudah cukup punya nama. Bukan semata-mata karena ia seorang isteri Walikota Depok. Dengan bersepeda, ia juga sering blusukan ke kampung-kampung menyapa warganya. Jauh sebelum ia mencalonkan diri sebagai caleg.

Selain itu, menghadiri berbagai kegiatan yang diadakan di tingkat kelurahan. Beberapa waktu lalu sebelum masa kampanye berlangsung, Bunda Elly juga menyempatkan hadir mengikuti senam bersama para warga, yang juga diisinya dengan berdialog.

Saya, bahkan sempat berfoto bersamanya. Tersenyum dan merangkul saya. Ia juga tidak segan-segan memenuhi keinginan warga lain yang ingin berfoto dengannya. Di sela kegiatan, Bunda Elly juga membagikan hadiah kepada warga yang mampu menjawab pertanyaannya.

Apa yang dilakukan Bunda Elly ini bisa jadi sebagai "modal" agar warga lebih mengenalnya, jatuh hati padanya, lalu mencoblosnya saat Pemilu 2024 digelar. Ia kerap "menjual" tagline "Keluarga Sehat Jabar Kuat, Perempuan Berdaya Jabar Sejahtera".

Bunda Elly sebenarnya sangat diuntungkan dengan posisinya sebagai isteri Walikota Depok. Bisa mendampingi suami saat bertugas sambil mengenal lebih jauh para warga, khususnya para ibu. Ya sambil menyelam minum air, begitu kata pepatah.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Meski sudah dikenal, tetap saja butuh sosialisasi untuk menyampaikan visi misinya beserta program-programnya. Tidak harus langsung dari mulut sang caleg. Melalui teman dan orang terdekatnya pun bisa. Ya seperti yang dilakukan Bunda Laela ini.

"Bunda Elly ini fokus membangun bidang ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Sebagaimana kita tahu, Bunda Elly itu sangat peduli dengan sektor UMKM. Sebagai Ketua Dekranasda dan Pembina UMKM, Bunda Elly sudah melakukan pendampingan serta mengawal kesuksesan 1000 usaha baru," ucap Bunda Laela.

Dikatakan, Bunda Elly juga banyak mendapat penghargaan dari pemerintah pusat. Salah satunya mendapat penghargaan sebagai Masyarakat yang berkonsentrasi Perilaku Hidup Sehat Bersih.

Bunda Elly juga menyabet penghargaan APE (Anugerah Parahita Ekapraya), dinobatkan sebagai Bunda PAUD karena kepeduliannya pada pendidikan anak usia dini.

Tidak hanya Bunda Elly yang "menyusup" di acara arisan ini. Ada juga Hermanto Setiawan MM, caleg DPRD Kota Depok dari PKS dengan nomor urut 1 untuk Dapil 6 meliputi Cipayung, Sawangan, dan Bojongsari. Hermanto saat ini menjabat sebagai Sekertaris DPD PKS Depok.

Kali ini Ibu RT membagikan kalender bergambar caleg yang bersangkutan dan membagikan alat peraga kampanye. "Ibu-ibu, saya hanya menyampaikan amanah saja untuk membagikan kalender yang dititipi kepada saya. Mohon diterima ya Ibu-ibu," ucapnya.

Ibu RT menyampaikan jika posyandu yang sudah direnovasi itu berkat support dari caleg Hermawan Setiawan. Posyandu pun terlihat semakin berwarna karena sudah dicat ulang. Kelak, jika sang caleg terpilih, ia berjanji akan selalu membantu. Sekalipun nanti tidak terpilih, ia juga berjanji akan tetap mensupport.

Oh iya, tidak ada money politics atau politik uang dalam "kampanye" ini. Ya, karena memang peserta arisan yang hadir tidak mendapatkan uang yang tersembunyi dalam amplop sebagai upaya "menyogok" untuk mencoblosnya. Tidak ada juga pembagian paket sembako yang biasa lazim ditemui di masa kampanye.

Jadi, tidak ada pelanggaran kampanye. Kalau dihitung-hitung untuk selembar kalender dan satu unit tumbler, tidak sampai Rp50.000. Amanlah itu. Karena berdasarkan PKPU (Peraturan Komisi Pemilihan Umum) Nomor 15, kalau nilainya lebih dari Rp 100 ribu, berpotensi melanggar.

Padahal, saya berharap lho, ya dapat uang, ya dapat sembako. Kan lumayan buat stok seminggu. Soal nanti pas Pemilu, saya coblos siapa, ya itu mah rahasia. Kan katanya "ambil uangnya, coblosnya pakai hati nurani" hehehe...

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun