Peringatan Hari Ibu ke-95 menjadi momen bersejarah bagi  Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Organisasi federasi yang membawahi 103 organisasi perempuan di Indonesia itu mendapat kunjungan tamu kehormatan, yang juga tamu penting.
Wakil Presiden untuk Urusan Perempuan dan Keluarga Republik Islam Iran Dr. Ensieh Khazali, Jumat 22 Desember 2023, berkesempatan mengunjungi Kowani di Rumah Perjuangan Kowani, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat. Tidak begitu jauh dari gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Kunjungan ini menjadi teramat spesial karena bertepatan juga dengan HUT ke-95 Kowani. Ketua Umum Kowani, Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo menyambut langsung Dr. Ensieh Khazali. Turut hadir jajaran DPP Kowani, para staf ahli dan penasehat, serta perwakilan 103 organisasi perempuan dan pengurus yayasan milik Kowani.
Bagi Dr. Ensieh Khazali, yang juga seorang akademisi dan politisi, kunjungannya ke Rumah Perjuangan Kowani adalah yang kedua kalinya. Menurutnya, ada kesamaan visi dengan Kowani, yaitu bagaimana memberdayakan perempuan dan anak untuk menjadi lebih sejahtera.
Ia menyebutkan sekitar 60% penduduk Iran yang menamatkan sarjana adalah perempuan. Karena itu, ia begitu gencar menyuarakan pemberdayaan dan kesejahteraan perempuan di Iran. Ia berpendapat potensi perempuan Iran sangat besar dalam memajukan keluarga dan bangsa. Terlebih jika perempuan memiliki usaha yang dikelolanya.
Ensieh Khazali menyampaikan kunjungannya ke Indonesia, khususnya ke Kowani  untuk mengenalkan lebih banyak berbagai kemajuan yang dicapai oleh perempuan Iran. Meski demikian, Iran juga ingin belajar dari berbagai program pemberdayaan perempuan Indonesia, mengingat dalam banyak hal, kedua negara memiliki banyak persamaan.
"Saya merasa banyak persamaan antara Iran dan Indonesia khususnya dalam berbagai hasil karya dari UMKM, budaya dan seni. Saya melihat poduk dari industri kerajinan, ukiran dan rajut yang dikerjakan oleh perempuan Iran dan Indonesia memiliki banyak kesamaan," katanya.
Dr Ensiyeh memandang perlunya digelar pameran industri bersama yang menggabungkan potensi perempuan Indonesia dengan perempuan Iran. Untuk jangka pendek bisa dengan menggelar expo bersama melalui virtual untuk memamerkan produk unggulan masing-masing negara terutama sektor UMKM.
Pameran secara virtual tersebut juga bisa sambil mempersiapkan pameran yang digelar secara offline. Karena pameran secara offline harus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan pihak bea cukai masing-masing negara.
Selain itu, Dr Ensiyeh juga mengusulkan perlunya jerjasama di bidang sosial dan kemanusiaan mengingat banyak sekali persoalan yang menimpa perempuan secara umum. Salah satunya masalah keamanan bagi perempuan Palestina yang setiap hari harus menghadapi situasi yang tidak aman dan nyaman.
"Kita sebagai perempuan harus menghentikan kebrutalan yang menimpa perempuan Palestina baik melalui tulisan, ucapan, melaporkan atau mendesak organisasi internasional untuk menghentikannya," tandas Dr Ensiyeh.