Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dewan Kopi Indonesia Siap Gelar Gerakan Fair Trade Nasional di Medan

23 Oktober 2023   19:42 Diperbarui: 23 Oktober 2023   19:48 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejatinya, peringatan Hari Kopi Internasional di Sumut akan membahas tiga hal penting soal perkopian. Pertama, mengenai gerakan 'fair trade' atau perdagangan berkeadilan.

Isu ini penting untuk didiskusikan mengingat dengan adanya perdagangan berkeadilan, diharapkan harga kopi tetap berada di atas biaya produksi, meski nilainya sedang anjlok. Tujuannya agar petani kopi dan keluarganya tetap dapat hidup layak.

Kedua, tentang Undang-Undang Anti-Deforestasi Uni Eropa yang berlaku pada pertengahan Mei 2023. Regulasi ini bertujuan memastikan produk yang masuk pasar Uni Eropa berasal dari sumber yang legal dan tidak menyebabkan deforestasi. Setidaknya ada tujuh komoditas yang diatur dalam UU tersebut, yaitu sawit, kopi, daging, kayu, kakao, kedelai, dan karet.

 Dokumentasi Dekopi
 Dokumentasi Dekopi

UU ini hadir sebagai larangan impor barang hasil penggundulan hutan. Tujuan aturan ini untuk memastikan konsumsi dan perdagangan tidak berkontribusi terhadap deforestasi dunia. 

Selain itu, akan menjadi langkah progresif keterbukaan informasi bahwa produk yang masuk Uni Eropa tidak menyebabkan deforestasi atau degradasi hutan.

Ketiga, pengembangan agroforestri (sistem pertanian yang ditanam di lahan yang sama) tanaman kopi. Sistem agroforestri menjadi salah satu program yang tengah dilakukan pemerintah sebagai upaya memaksimalkan potensi sumber daya alam untuk dimanfaatkan petani. 

Sistem agroforestri diperuntukkan bagi petani yang menggarap lahan hutan milik negara, dengan syarat proses bercocok tanamnya harus berbasis ramah lingkungan.

Anna mengakui situasi saat ini di Sumut, banyak petani yang terpaksa membuka lahan baru di kawasan hutan dengan menebang dan membongkar tanaman hutan, lalu membakarnya sehingga lahan menjadi kritis.

Ia menambahkan tujuan acara tersebut dibuat guna memberikan semangat kepada para petani kopi setelah lepas dari Covid-19 yang melanda beberapa tahun lalu.

"Ya, untuk memberikan semangat kepada para petani usai lepas dari Covid-19 dan perekonimian Indonesia yang tidak stabil dan harga kopi mahal," ucap Ketua Perempuan Indonesia Maju Provinsi Sumatera Utara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun