Secara keseluruhan film tidak saja dikemas dengan apik, tetapi juga diberikan solusi terkait perebutan anak atau hak asuh anak. Menyelesaikan masalah tanpa harus menambah masalah baru.
Sepertinya, film ini perlu juga ditonton oleh mereka yang memiliki kasus serupa. Mereka yang tengah berjuang memperebutkan anak. Karena penyelesaian masalah yang tanpa harus "ribut-ribut" nyatanya bisa menjadi jalan keluar. Tidak harus ngotot-ngototan di pengadilan. Tanpa harus berlarut-larut.
Jika penyelesaian masalah ini dilakukan dengan pendekatan dari hati ke hati dan juga mengedepankan perasaan anak, maka akan didapatkan jalan keluar yang win-win solution. Anak pun tidak menjadi korban dari masalah perebutan anak ini.
Akhirnya, semuanya jadi happy ending. Aqilla happy, Arif dan Yumna happy, Baskara happy, tentu saja penonton juga ikut happy, keluarga Indonesia juga happy.
Meski film ini sangat menarik, namun bukan berarti "tanpa cela". Dari judulnya "Air Mata di Ujung Sajadah" seharusnya tergambarkan aktivitas shalat yang lebih sering atau lebih intens. Tapi di film ini, adegan shalat hanya terlihat sekali saja. Selebihnya tidak. Jadi, ya agak aneh saja. Tidak berkorelasi positif dengan judulnya.
Namun, so far is ok...!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI