Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Tahun Politik, Bagaimana Perempuan Menyikapi?

19 Oktober 2023   21:15 Diperbarui: 19 Oktober 2023   21:18 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2024 sebentar lagi. Masyarakat bersiap-siap menyambutnya sebagai tahun politik. Pada tahun tersebut akan digelar Pemilihan Umum (Pemilu). Salah satunya pemilihan presiden dan wakil presiden. Para kandidat sudah mendeklarasikan pasangannya masing-masing.

Berbicara politik bukan hanya monopoli kalangan politisi, pemerintah atau para birokrat saja. Namun bisa dipastikan semua lapisan masyarakat akan menjadi "ahli politik". Semua jadi bisa bicara soal politik.

Nongkrong di warung kopi, di mana saja, akan terdengar perdebatan pasangan calon mana yang terbaik. Tidak lupa diselingi dengan mengkritisi kebijakan pemerintah saat ini dengan berbagai argumentasinya.

Di tahun politik, eskalasi konflik akan meningkat, baik skala luas maupun terbatas. Bisa saja terjadi pertengkaran di antara suami isteri atau dengan anak atau dengan siapa saja karena perbedaan pandangan politik.

Di sinilah peran perempuan untuk menjaga pagelaran pesta rakyat dalam suasana kondusif, nyaman, tanpa ada ujaran kebencian maupun penyebaran berita-berita hoax yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Begitu pesan Ketua Umum Rumah Kerukunan Lintas Agama (RKLA), Hj Bunda Indah, saat ditemui di sela kegiatan Rapat Kerja Nasional Perempuan Indonesia Maju, Rabu 18 Oktober 2023, di Swissotel PIK Avenue, Jakarta Utara.

Ketua Pengajian Halimah ini meminta kaum perempuan untuk menahan jari jemarinya dari menyebarkan berita-berita hoax yang dapat membuat suhu politik di Indoesia menjadi panas.  Jadilah perempuan yang pengayom, yang meneduhkan, yang menyejukkan.

"Jangan membuat satu gejolak. Di jaga mulutnya, dijaga hatinya, dijaga jari jemarinya. Kalau pilihannya dirasa memang yang terbaik pilihlah tapi harus dijaga pula etikanya dengan tidak menjelek-jelekkan calon yang lain," tutur Bunda Indah, yang juga Dewan Penasihat Perempuan Indonesia Maju.

Bunda Indah mengajak perempuan untuk bersama-sama mewujudkan pemilu aman dan berintegritas. Karena itu, penting dilakukan edukasi politik mengingat dalam pemilu nanti bermunculan berbagai sisi negatif. Perempuan harus mampu membangin perspektif yang positif dalam tahun politik.

Dikatakan, perempuan harus menjadi penyejuk, jangan menjadi pemecah belah atau adu domba dengan sesama masyarakat. Jangan tunjukkan bahwa kita hebat atau kuat. Jangan tunjukkan keegoan kita atau kesombongan kita.

Bunda Indah menegaskan, perempuan harus tetap rendah hati. Tunjukkan mental akhlak yang baik pada bangsa ini. Kalau perempuan bersatu menjaga NKRI di tahun politik, maka ia menyakini tidak akan terjadi kerusakan di bumi Indonesia.

"Penting bagi seluruh perempuan di seluruh Indonesia, kalau sesama perempuan saling mendukung, saling memotivasi, saling menginspirasi, maka yang ada NKRI harga mati," kata Ketua Majelis Taklim ini.

Ia mengingatkan perempuan harus terus mengembangkan diri agar menjadi pribadi tangguh dan produktif. Mampu juga memberikan kontribusi positif untuk kemajuan pembangunan tanpa meninggal kodrat perempuan sebagai istri, ibu rumah tangga, pendidikan dan pengasuh anak.

Ia berpendapat perempuan sangat penting dalam pemilu untuk mengawal proses dan hasil pemilu serta untuk menjaga kemurnian suara rakyat. Baik perempuan sebagai pemilih, peserta pemilu atau penyelenggara pemilu.

"Peran perempuan harus kita kedepankan. Negara ini tidak akan hebat jika tidak ada peran perempuan di dalamnya. Apalagi ada perempuan-perempuan hebat yang siap membela Negara Kesatuan Republik Indonesia," ucap Bunda Indah yang bercita-cita saat meninggal dalam keadaan husnul khotimah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun