Perlunya edukasi pentingnya sakuri atau periksa kulit sendiri untuk mendeteksi kelainan kulit lebih awal, sehingga dapat ditangani lebih cepat. Karena, tidak semua penyakit kulit itu disertai dengan keluhan.
Merasa tidak, jika akhir-akhir ini cuaca begitu panas? Merasa juga tidak jika polusi udara kian memburuk? Ya, kondisi udara di kota Jakarta dan di kota-kota lain memang sedang tidak baik-baik saja.
Dampaknya bukan hanya pernapasan yang terganggu, melainkan juga menimbulkan masalah di kulit. Kulit wajah terasa kering, berjerawat atau kusam. Ini adalah beberapa efek dari paparan polusi udara.
Polusi tidak saja berasal dari asap, debu, asap kendaraan, udara luar ruang, sinar UV. Melainkan juga udara dalam ruang, bahkan dari air, serta dari elemen yang tidak tampak berbahaya lainnya. Â
Setiap hari kulit kita menghadapi jutaan partikel polusi yang terdapat di udara perkotaan. Sayangnya, tidak sedikit dari kita yang meremehkan dampak polusi udara untuk kulit. Banyak yang tidak melindungi kulitnya dari paparan polusi udara. Â
Dampak polusi udara terhadap kesehatan kulit
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Dermatologi dan Venereologi) dari Rumah Sakit Pondok Indah, Benny Nelson, menegaskan, polusi udara sangat berdampak buruk pada kesehatan kulit. Tidak saja kulit wajah, melainkan juga kulit secara keseluruhan. Â
Sebagaimana yang kita ketahui kulit adalah organ terbesar yang dimiliki manusia. Kulit adalah barrier antara isi tubuh dengan lingkungan. Fungsi utama kulit adalah untuk melindungi tubuh kita terhadap dunia luar. Baik itu bakteri, virus, jamur, alergen, iritan, ataupun polutan. Â
"Jadi, jika ada polusi udara, maka pengaruhnya sangat-sangat besar terhadap kesehatan kulit," tegas dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini saat ditemui di ruang praktiknya.