Tersadar akan kebenaran kata-kata Abu Bakar, mereka pun menangis sejadi-jadinya. Tangisan mereka telah didengar oleh para sahabat yang lain. Mereka lantas memberitahu Rasulullah tentang apa yang mereka lihat itu.
"Ya Rasulullah, kami baru kembali dari rumah Abu Bakar dan kami dapati banyak orang menangis dengan suara yang kuat di depan rumah beliau," kata salah seorang sahabat mengadu kepada Rasulullah.
Rasulullah lantas bergegas menuju rumah Abu Bakar. "Wahai para sahabatku, kenapakah kamu semua menangis?" tanya Rasul setibanya di rumah Abu Bakar.
Ali yang juga menantu Rasulullah berkata, "Ya Rasulullah, Abu Bakar mengatakan dengan turunnya ayat ini membawa tanda bahwa waktu wafatmu telah dekat. Adakah ini benar ya Rasulullah?"
Rasulullah menjawab, "Semua yang dikatakan oleh Abu Bakar adalah benar, dan sesungguhnya waktu untuk aku meninggalkan kamu semua telah dekat".
Saat Haji Wada' pada 9 Zulhijah tahun 10 Hijrah, Rasulullah menyampaikan khotbah yang menjadi wasiat terakhirnya. Khotbah ini disampaikan di Lembah Uranah, Gunung Arafah.
"Wahai manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak kukatakan. Aku tidak tahu apakah aku dapat bertemu lagi dengan kalian setelah tahun ini. Maka dengarlah kata-kataku dengan teliti dan sampaikanlah kepada mereka yang tidak hadir di sini," kata Rasulullah.
Rasul melanjutkan perkataannya, "Wahai manusia, seperti halnya kalian menganggap bulan dan kota ini sebagai kota suci, maka anggaplah jiwa dan harta setiap orang muslim sebagai amanah yang suci. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kalian kepada pemiliknya yang berhak. Jangan kau sakiti orang lain, agar ia tidak menyakitimu pula.
Nabi kemudian melanjutkan, "Wahai manusia! Sesungguhnya darahmu dan hartamu adalah haram (terlarang) bagimu, sampai datang masanya kamu menghadap Tuhan, dan pasti kamu menghadap Tuhan; pada waktu itu kamu dimintai pertanggungjawaban atas perbuatanmu. Aku sudah menyampaikan ini. Maka barangsiapa yang telah diserahi amanat, tunaikanlah amanat itu kepada yang berhak menerimanya."
Rasulullah terdiam sejenak, lalu melanjutkan sabdanya. "Ingatlah sesungguhnya kamu akan menemui Tuhanmu, dan Dia pasti membuat perhitungan di atas segala amalan kamu. Allah telah mengharamkan riba. Karena itu, segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan mulai sekarang. Tetapi kita berhak menerima kembali modal yang kita berikan."