Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Khotbah Idul Adha Permata Depok, 4 Cara Menumbuhkan Semangat Berkurban

29 Juni 2023   21:56 Diperbarui: 30 Juni 2023   00:08 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamis 29 Juni 2023, warga Permata Depok RW 007 melaksanakan salat Idul Adha di Boulevard Permata Depok, Pondok Jaya, Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat. Alhamdulillah, cuaca di pagi hari cukup bersahabat mengingat malamnya hujan begitu deras.

Seperti halnya salat Idul Fitri lalu, ini juga menjadi momen pertama kalinya warga melaksanakan salat Idul Adha di lahan terbuka. Selama ini  biasanya di Masjid Al Ihsan Permata Depok dan sekitar pelataran.

Seusai salat Idul Adha 2 rakaat, dilanjutkan dengan khutbah bertema "menumbuhkan semangat berkurban" yang disampaikan oleh Ustadz Drs. H. Sueb Mawardi S.Ag.

Ia mengingatkan jamaah untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang sudah diberikan Allah kepada kita. Terutama nikmat Islam, nikmat iman, dan nikmat sehat sehingga bisa bersama-sama melaksanakan salat Idul Adha.

Baca juga: Pertama Kali Warga Permata Depok Salat Ied di Tanah Lapang, Ini Alasannya

"Mudah-mudahan ibadah salat Idul Adha yang kita kerjakan ini senantiasa diterima oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Aamiin yaa robbal 'alamin. Shalawat dan salam tidak lupa kita sama-sama sampaikan kepada qudwah (suri teladan, red) kita, Nabi besar Muhammad shallallahu alaihi wasallam," katanya.

Kalimat takbir, tahlil, tasbih dan tahmid yang kita ucapkan dalam rangka membesarkan dan mengagungkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Merenungkan dengan segenap menundukkan hati kita bahwa kita teramat kecil dan teramat kerdil. Tidak ada apa-apanya jika dibanding dengan kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Dari hati nurani kita yang paling dalam kita kembali mengukuhkan ikrar kita "La ilaha illallah", tidak ada ilah yang berhak untuk kita sembah kecuali Allah Subhanahu Wa Ta'ala' Rabbal izzati, Rabbal 'alamiin.

Ustadz menyampaikan, ujian yang kita hadapi masih termasuk kecil dan tidak ada apa-apanya di hadapan Allah subhanahu wa taala, bahkan jika dengan umat Islam yang saat ini dan melaksanakan rukun yang kelima.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Baca juga: Dari Khotbah Salat Ied Permata Depok, Berikut Amalan Calon Penghuni Surga Allah

Pangkat dan jabatan yang sandangkan, kekayaan yang kita miliki tidak banyak memiliki arti di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala kecuali nilai ketakwaan yang kita bawa menghadap kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

"Inna akra makum 'indallaha atqookum. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Surat Al Hujarat ayat 13. Bahwasanya di antara kita yang paling mulia adalah karena ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala," tegas ustadz.

Ustadz melanjutkan persoalan yang tidak bisa dipisahkan dari hari raya Idul Adha adalah sosok profil yang sangat hebat dan luar biasa. Yaitu Nabi Ibrahim Alaihissalam, Siti Hajar dan Nabi Ismail Alaihissalam.

Semakin kita dalami, semakin kita menemukan kebaikan-kebaikannya. Salah satunya yang kita dapati adalah bagaimana mereka memiliki semangat berkurban sehingga menghantarkan mereka menjadi orang-orang yang bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

"Pantas kalau kemudian diabadikan dalam Alquran surah Al-Mumtahanah dari ayat 4. Audzubillahimisyaithonnirrojiim. Qod kaanat lakum uswatun hasanah fii ibrahiima walladziina ma'ah. Sungguh, kata Allah, telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya," jelasnya.

Kalau kita ingin memiliki semangat berkurban kemudian menjadi manusia bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, profil Nabi Ibrahim adalah salah satu yang bisa kita lihat.

Mudah-mudahan dengan melihat sosok atau profil Nabi Ibrahim menjadikan kita orang-orang yang selalu memiliki jiwa semangat berkurban. Yang paling penting menjadi orang-orang yang bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Walaupun demikian terkadang masih banyak ketika mengenali lebih mendalam tentang profil Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Ismail Alaihissalam masih belum memiliki semangat berkurban. Masih belum terpanggil untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Empat hal menumbuhkan semangat berkurban

Ada empat hal yang bisa memberikan penyemangat buat kita agar semangat berkorban muncul di dalam diri kita. Dengan 4 hal ini diharapkan bisa memotivasi kita seperti Nabi Ibrahim Alaihissalam. 

Nabi yang sangat luar biasa memberikan pengorbanan putra tercintanya Nabi Ismail kepada Allah dalam rangka meningkatkan derajat beliau menjadi orang-orang yang bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Pertama, memahami makna berkurban
Kita harus betul-betul memahami dengan baik bahwasanya orang-orang yang berkorban di jalan Allah begitu besar balasannya. Apa saja yang kita berikan di jalan Allah balasannya teramat besar di sisi Allah.

"Kita punya ilmu dan kita berikan di jalan Allah, begitu besar balasan ilmu yang Allah berikan kepada kita, bahkan harta kita yang kita korbankan di jalan Allah, Allah berjanji harta kita itu akan dilipatgandakan dan diberikan surgaNya dan Allah akan memberikan kemudahan segala urusannya."

Kedua, memiliki kesadaran yang kuat
Hendaknya kita memiliki kesadaran yang kuat bahwasanya kalau kita sudah menjadi orang yang berhasil seperti sekarang ini, bukan semata-mata karena hasil dari diri kita sendiri. Perlu kita sadari ada peran-peran yang diberikan orang lain kepada kita.

"Kalau kita telusuri lebih mendalam ada peran orang-orang dekat kita. Ada peran orang tua yang selalu mendoakan, ada peran teman dan sahabat-sahabat yang selalu membantu sehingga jadilah kita seperti sampai sekarang ini."

Ketiga, jangan bakhil atau kikir
Jangan menjadi orang yang bakhil, jangan pelit. Orang yang kikir membawa kita kepada kehancuran, bahkan di dalam surat Al-Maidah diingatkan orang-orang yang bakhil, kikir, pelit yang tidak memberikan kontribusi di jalan Allah dan tidak pernah berkorban, akan dibalas oleh Allah dengan kehinaan dimasukkan ke dalam neraka.

Keempat, banyak mengenang kisah terdahulu, terutama kisah para Nabi dan Rasul
Kita harus senantiasa banyak mengenang kisah-kisah inspiratif yang telah ada pada masa dahulu terutama di kalangan para Nabi, para Rasul, termasuk Rasulullah dan para sahabat Rasulullah.

"Ketika kita mengenali sepak terjang mereka, aktivitas mereka dalam hal pengorbanan, mudah-mudahan akan bisa memberikan inspirasi kepada kita untuk bisa menumbuhkan semangat berkorban seperti mereka.

Ustadz menekankan, keberanian Nabi Ibrahim dalam menegakkan kebenaran dan melawan kebathilan hendaknya menjadi pelajaran yang amat berharga bagi umat Islam.

"Jauhkanlah ambisi-ambisi pribadi dan kelompok dalam memperjuangkan kebenaran, karena Allah tidak menyukai kepalsuan dan kemunafikan. Semoga semangat berkurban akan menjadikan kita orang-orang yang taat beribadah".

Ketua DKM Masjid Al-Ihsan H. Lukman Harun dalam sambutannya mengatakan Idul Adha tidak melulu mengenai berkurban lewat penyembelihan hewan. Ada hal lain yang lebih substansial. Bagaimana kita membangun nilai-nilai keislaman keikhlasan secara totalitas dalam pengabdian kita kepada Allah.

Dalam kesempatan itu, ia melaporkan Masjid Al-Ihsan menerima titipan hewan kurban 7 ekor sapi perorangan, 8 sapi kelompok, dan 34 ekor kambing. Sedangkan yang mengajukan manfaat daging hewan kurban sebanyak 2.064 jiwa. Ada sekitar 29 yayasan yang mengajukan.

"Tentunya kami punya keterbatasan tenaga. Kami menetapkan 1 ekor sapi menjadi 105 kantongi. Total sebanyak 1.670 kantong akan memanfaatkan daging hewan kurban," jelas Lukman Harun.

Ketua RW 007 Kisnadi dalam kesempatan yang sama berharap dengan ibadah Idul Adha, kita makin dekat dengan Allah dan semakin memperkuat tali silaturahim sesama umat muslim. Terpenting lagi, saling memaafkan sesama manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun