"Saya berani pinjam ke bank dan berkomitmen untuk mengembalikan pinjaman tersebut. Dengan komitmen itu, saya akhirnya dipercaya perbankan, mulai dari pinjaman skala kecil, 25 juta, 50 juta, 100 juta hingga sekarang miliar rupiah," katanya.
Ridy mengatakan, Bank Sampoerna sangat bangga dengan kemajuan yang dialami Asep hingga mampu melakukan ekspansi usaha. Perjalanan yang cukup panjang dalam menjalankan usaha menumbuhkan komitmen untuk bisa dipercaya bank dan menjadi mitra strategis.
"Kami sangat terkesan dengan perjuangan Pak Asep. Dia termasuk pelaku usaha yang pandai dalam mengatur dan mengelola keuangan, dengan mengoptimalkan aset, pinjaman, dan arus kas dari berbagai usaha yang dimiliki. Apalagi, dengan adanya pabrik tahu ini, Asep dapat menghidupi sekitar 20-30 karyawan dan mata rantai usaha lainnya," katanya.
Asep menegaskan, dirinya tidak akan pernah melupakan kontribusi Bank Sampoerna terhadap perkembangan usahanya. "Bank Sampoerna adalah sahabat lama yang akan terus menjadi mitra bagi usaha kami," tegas dia.
Ke depan, ia tidak berencana untuk menambah kapasitas produk. Saat ini, yang ia pertahankan adalah harga dan kualitas produk. Menurutnya, menambah kapasitas produk berarti harus menambah sumberdaya manusia atau pekerja.
Mengingat usaha yang dikelolanya masih skala kecil, maka yang menjadi persoalan adalah ketersediaan tenaga kerja. Jika ia bisa mendapatkan "man power" dengan segera dan sesuai, tidak masalah.Â
Nah, jika tidak, apa itu tidak akan membuat konsumen kecewa karena tidak sesuai pesanan? Pesanan banyak tapi tenaga tidak memadai, apakah itu tidak akan membuat pelanggan "lari" ke produsen lain?
Karena itu, saat ini yang bisa dilakukan hanya dengan memperkuat aset, memperkuat modal, memperkuat pasar, dan mempertahankan kualitas produk.
Usai berbincang-bincang, pihak Bank Sampoerna pun melihat lebih dekat bagaimana proses pembuatan tahu milik Asep. Dimulai dari kacang kedelai hingga akhirnya menjadi produk tahu yang menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H