Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Asep Jaenuddin, Mantan Supir Angkot yang Kini Sukses Menjadi Produsen Tahu

28 Juni 2023   20:06 Diperbarui: 28 Juni 2023   21:12 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asep Jaenuddin dan Ridy Sudarma (dokumen pribadi)

Terlebih ketika ia harus mengontrak tempat usaha yang harus dibayar di muka. Dan, di saat itu tidak cukup memiliki modal dana. Ia terus berusaha membangun kepercayaan dari pihak bank. Dari awalnya memakai nama orang tua, yang akhirnya bisa menggunakan nama sendiri.

Seiring waktu ia pun memiliki sendiri tempat usaha permanen di lahan seluas 263 meter persegi. Lalu datanglah KSP Sahabat Mitra Sejati, yang tidak lain mitra strategis Bank Sampoerna, menawarkan pinjaman kepada Asep. Setelah memperhitungkan kesanggupan mengembalilan pinjaman, tawaran itu pun diterimanya.

Asep sendiri termasuk tipe orang yang komitmen "berani berhutang, harus berani membayar" tanpa harus ditagih-tagih. Dan, memang hal itu yang selalu ia buktikan kepada pihak bank. Tentu saja Asep tidak ingin kredebilitasnya tercoreng yang bisa saja kena blacklist bank.

Lelaki Sunda ini menyampaikan, pinjaman dari Bank Sampoerna mayoritas digunakan untuk memperkuat aset. Hanya sedikit yang dialokasikan untuk modal usaha. Pertimbangannya, jika memiliki aset yang cukup akan memudahkannya mengajukan pinjaman lagi.

Aset tersebut digunakan kembali menambah modal, yang pada akhirnya diputar juga untuk merintis usaha-usaha lainnya. Dengan strategi tersebut, pabrik tahu rumahan yang dikelola berjalan tanpa kendala.

Ia juga mendirikan Yayasan Ami Al Baasith Tadaquh, yang sudah setahun ini mengelola pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK), warung kelontong, mess karyawan, dan usaha ternak sapi. Ke depannya, ia akan mencoba mengembangkan ampas tahu sebagai pakan ternak dan oncom.

Dari pengakuannya, omset penjualan dari pabrik tahu rumahan kini sudah mencapai Rp500 juta - Rp600 juta per bulan, dengan total produksi 7 - 8 kuintal per hari. Dengan dua merek dagang utama, tahu AL dan FHL, Asep mendistribusikan produk tahu tersebut ke hampir seluruh wilayah di Jakarta Barat.

Jenis tahu yang dihasilkan, antara lain tahu putih, tahu kuning, dan tahu pong. Namun, ia menerima pembelian tahu yang skala kecil semisal Rp5000 atau pedagang tahu yang membeli Rp10.000. "Berapa pun akan dilayani," katanya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Pahit getir kehidupan sudah dialami Asep. Mulai dari ditinggal mitra kerja yang hanya bermodalkan tenaga, mencari karyawan yang "klik" dengan visi misi usaha, modal usaha, hingga sempat diusir dari tempat usaha kontrakan.

Kesuksesannya meristis pabrik tahu rumahan tidak lepas dari modal keberanian. Menurut Asep, ini menjadi modal utama dalam mengembangkan usaha ini. Itulah yang membedakan dirinya dengan usaha tahu rumahan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun