Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ujian Kenaikan Sabuk Karate-Do

20 Juni 2023   12:30 Diperbarui: 20 Juni 2023   12:44 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak bungsu saya, Fattaliyati Dhikra, yang November nanti berusia 12 tahun, sejak November 2022 ikut kegiatan bela diri karate. Bukan atas permintaan saya, tapi permintaan dirinya sendiri.

Dia tergabung di Dojo Permata Depok, dojo yang berada di perumahan Permata Depok, Pondok Jaya, Cipayung, wilayah tempat tinggal kami. Dojo ini menginduk pada Institut Karate-do Nasional (Inkanas) Kota Depok dan tergabung dalam wadah Federasi Karate-Do Indonesia (Forki).

Karena pemula, anak saya masih level sabuk putih. Melambangkan kemurnian dan kesucian. Seorang pemula wajib mempunyai jiwa yang sabar saat memperdalam teknik gerakan awal karate.

Jadwal latihan tiap Jumat malam dan Minggu pagi. Kalau saya sih lebih untuk membangun fisik dan mentalnya yang kuat saja. Sehat jiwa, sehat raga.

Biar anak saya, dalam bahasa gaulnya "tidak melempem". Kalau anak saya meraih prestasi di olah raga bela diri ini, itu sih bonus. Saya tidak menuntut anak saya harus meraih prestasi ini, meraih prestasi itu. Biarkan saja mengalir mengikuti  arahnya.

Sebelum dan sesudah latihan, karateka selalu mengucapkan dojokun atau lima sumpah karate. Pertama, sanggup memelihara kepribadian. Kedua, sanggup patuh pada kejujuran. Ketiga, sanggup mempertinggi prestasi. Keempat, sanggup menjaga sopan santun. Kelima, sanggup menguasai diri.

Minggu 18 Juni, anak saya dan kohai lainnya dengan berbagai warna sabuk ikut ujian kenaikan sabuk di GOR Mugni Ratujaya, Depok. Dari minggu kemarin, anak saya giat berlatih agar tidak lupa dengan jurus-jurus yang sudah diajarkan.

Ujian ini bukanlah kompetisi menang kalah, baik buruk, justifikasi gagal atau berhasil. Ujian ini sebagai nilai prestasi dan tanda keberhasilan dalam menyerap apa saja yang diajarkan oleh senseinya selama ini.

Bagi seorang kohai, ujian kenaikan tingkat ini sangat penting. Dalam belajar karate, atlet dituntut mengikuti tahapan yang telah ditentukan.

Selain sebagai evaluasi hasil latihan, ujian kenaikan sabuk juga untuk persiapan naik ke tingkat lebih tinggi. Sekaligus persiapan menghadapi sejumlah kejuaraan yang akan diikuti dalam waktu dekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun