Ketika memiliki harta, menunda-nunda waktu untuk berinfaq. Saat kefakiran datang, menyesal mengapa tidak berinfak sejak dulu.
2. Jangan menunggu kaya
Biasanya seseorang dalam kondisi kaya ia akan sombong dan melampui batas. Bahasa kasarnya songong. Suka meremehkan orang lain, bakhil atau pelit, suka memendam harta Kecuali orang kaya yang shaleh.
Apabila Allah memberikan kekayaan kepada seorang hamba kemudian ia tidak sombong, dan ketika diberikan kemiskinan ia tidak lalai, ibadahnya tekun, akhlaknya lurus, maka ini merupakan kenikmatan dan kebahagiaan dunia.
Orang beramal jika mempunyai harta yang banyak? Yang ada hidupnya disibukkan untuk mencari harta. Harta yang terkumpul dianggap semua miliknya karena ia bersusah payah. Menafikan kekuasaan dan pertolongan Allah. Binasalah hidupnya. Letih di dunia, merana di akhirat.
3. Jangan menunggu sakit
Tidak sedikit pula orang bersedekah ketika penyakit telah menggerogoti. Tubuh lemah tidak berdaya. Hendak makan namun banyak pantangan. Berharap kesembuhan dengan sedekah.
Kadang sakit bisa merusak keadaan dan aktivitas kita. Tadinya bisa jalan, jadi tidak bisa jalan. Tadinya bisa sujud, jadinya tidak bisa sujud. Tadinya bisa beraktivitas, jadi tidak bisa beraktivitas.
Sakit dapat merusak keadaan manusia. Apabila ia sakit, maka hati tertutup, dunianya sempit dan hanya mementingkan dirinya sendiri. Ia menjadi tidak senang dengan orang lain dan tidak perhatian dengan keluarganya.
Banyak sekali manusia pada pagi harinya dalam keadaan sehat, petangnya menjadi lemah dan sakit atau sebaliknya. Maka dari itu wajib bagi manusia untuk menyegerakan berbuat amal shalih, karena ditakutkan akan datang hal-hal buruk semacam itu.
4. Jangan menunggu tua
"Tua renta yang melemahkan."Â Apabila manusia sudah lanjut usia ia akan kembali seperti pada masa kecil, pada masa kanak-kanaknya. Jika saat muda dikenal cerdas, bisa jadi saat tua dalam keadaan pikun atau pikiran lemah, yang bisa jadi merepotkan orang-orang.