Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Ngobras SNI, Tip Memilih Pelumas Kendaraan yang Aman dan Berkualitas

25 Mei 2023   15:55 Diperbarui: 25 Mei 2023   16:24 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, mulai dari tampilan botol triple layer dapat dilihat saat tutup botol dibuka, tampilan warna botol bagian dalam berbeda dengan warna bagian luar.

Kedua, nomor batch, terdapat 8 digit nomor di bagian tutup botol dan body botol yang harus dengan posisi lurus, tegak dan sejajar.

Ketiga, hologram original, ada tulisan yang halus dibaca dengan kemiringan 45 derajat +/-5 derajat. Terakhir, QR Code di stiker label, nomor QR Code terdiri dari 9 karakter (huruf dan angka).

"Setiap botol pasti memiliki nomor QR Code yang berbeda. Bila ada nomor QR Code yang sama di dua botol, berarti palsu," tandasnya. Begitu pula, dengan penandaan SNI dapat dilihat dari kemasannya, terdapat tanda SNI, nomor SNI dan nomor LSPro-nya.

Technical Specialist PT Pertamina Lubricants, Agung Prabowo (dokpri)
Technical Specialist PT Pertamina Lubricants, Agung Prabowo (dokpri)

Lalu apa dampaknya jika kita menggunakan oli yang ternyata palsu? Technical Specialist PT Pertamina Lubricants, Agung Prabowo, menerangkan, konsumen yang akan merasakan kerugiannya. Bahaya menggunakan pelumas palsu adalah berpotensi mengakibatkan kerusakan alat yang dilumasi. Kerusakan bisa jangka pendek, bisa jangka panjang.

Kerusakan jangka pendek, akan membuat performa mesin menurun, karena efek pelumasan komponen mesin yang kurang baik dari pelumas palsu. Selain itu, pada beberapa kasus pelumas palsu tanpa additive detergent /dispersant (tanpa TBN) untuk mesin diesel, bisa langsung merusak mesin.

Sedangkan kerusakan jangka panjang, akan membuat mesin tidak dapat diandalkan/tidak reliable. Umur mesin mungkin tidak dapat mencapai expektasi umur desainnya. Pada saat maintenance schedule, mungkin lebih banyak part yang harus diganti.

"Jadi, banyak ruginya. Nilainya tidak sebanding dengan harga pelumas palsu yang dibeli. Konsumen harus mengeluarkan uang yang jumlahnya berkali-kali lipat dari harga yang dibeli. Sayang, kan?" ujarnya.

Membeli oli palsu juga berpotensi menimbulkan kecelakaan di jalan. Banyak kasus kecelakaan disebabkan efek penggunaan pelumas tudak berkualitas oleh kendaraan. Jadi, oli ber-SNI demi melindungi konsumen juga.

Pelumas ber-SNI, tujuan utamanya untuk perlindungan konsumen. Dengan SNI, maka pelumas yang beredar lebih terjamin mutunya. Pelumas palsu atau pelumas bermutu rendah membuat kerugian dari sisi konsumen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun