Pertama, mulai dari tampilan botol triple layer dapat dilihat saat tutup botol dibuka, tampilan warna botol bagian dalam berbeda dengan warna bagian luar.
Kedua, nomor batch, terdapat 8 digit nomor di bagian tutup botol dan body botol yang harus dengan posisi lurus, tegak dan sejajar.
Ketiga, hologram original, ada tulisan yang halus dibaca dengan kemiringan 45 derajat +/-5 derajat. Terakhir, QR Code di stiker label, nomor QR Code terdiri dari 9 karakter (huruf dan angka).
"Setiap botol pasti memiliki nomor QR Code yang berbeda. Bila ada nomor QR Code yang sama di dua botol, berarti palsu," tandasnya. Begitu pula, dengan penandaan SNI dapat dilihat dari kemasannya, terdapat tanda SNI, nomor SNI dan nomor LSPro-nya.
Lalu apa dampaknya jika kita menggunakan oli yang ternyata palsu? Technical Specialist PT Pertamina Lubricants, Agung Prabowo, menerangkan, konsumen yang akan merasakan kerugiannya. Bahaya menggunakan pelumas palsu adalah berpotensi mengakibatkan kerusakan alat yang dilumasi. Kerusakan bisa jangka pendek, bisa jangka panjang.
Kerusakan jangka pendek, akan membuat performa mesin menurun, karena efek pelumasan komponen mesin yang kurang baik dari pelumas palsu. Selain itu, pada beberapa kasus pelumas palsu tanpa additive detergent /dispersant (tanpa TBN) untuk mesin diesel, bisa langsung merusak mesin.
Sedangkan kerusakan jangka panjang, akan membuat mesin tidak dapat diandalkan/tidak reliable. Umur mesin mungkin tidak dapat mencapai expektasi umur desainnya. Pada saat maintenance schedule, mungkin lebih banyak part yang harus diganti.
"Jadi, banyak ruginya. Nilainya tidak sebanding dengan harga pelumas palsu yang dibeli. Konsumen harus mengeluarkan uang yang jumlahnya berkali-kali lipat dari harga yang dibeli. Sayang, kan?" ujarnya.
Membeli oli palsu juga berpotensi menimbulkan kecelakaan di jalan. Banyak kasus kecelakaan disebabkan efek penggunaan pelumas tudak berkualitas oleh kendaraan. Jadi, oli ber-SNI demi melindungi konsumen juga.
Pelumas ber-SNI, tujuan utamanya untuk perlindungan konsumen. Dengan SNI, maka pelumas yang beredar lebih terjamin mutunya. Pelumas palsu atau pelumas bermutu rendah membuat kerugian dari sisi konsumen.