Visualisasi dari rombongan jin yang ditampilkan untuk mengganggu orang yang shalat juga cukup sukses membuat saya dan anak-anak bergidik. Termasuk adegan-adegan berdarah darah.
Penyajian ruang santet juga menyeramkan dengan latar pasca pembantaian dukun santet oleh ninja banyuwangi sekitar tahun 1998. Jumpscare yang berulang-ulang meski serasa dalam wahana rumah hantu, namun tidak terlihat "bohongannya".
Kekurangannya mungkin terletak pada kurang adanya eksplore dari beberapa pemain pendukung. Padahal, para pemain ini bisa dibilang cukup penting dalam membangun cerita dalam film.
Sebut saja Arswendy Bening Swara dan Vonnyanggraini yang berperan sebagai kakek dan nenek Rahayu yang memiliki potensi membantu lebih dalam cerita malah kurang disorot dengan baik.
Oh iya, antara judul film dengan inti cerita sebenarnya tidak terlalu berkorelasi. Karena dalam film ini lebih dominan mengenai santet. Bukan mengupas bagaimana kita menghadapi gangguan jin Khanzab. Bisa dibilang Khanzab hanya sekedar "pemanis" atau cameo.
Meski demikian, bagi saya, film ini layak untuk diacungi jempol. Terbukti, film ini bisa menyaingi kesuksesan "Sewu Dino". Penontonnya tembus lebih dari satu juta orang dalam sepekan setelah tayang di bioskop. Rekomen banget bagi penyuka film horor. Â
Anak-anak saya cukup puas menonton fikm Khanzab. Tidak ada penilaian-penilaian negatif. Alur ceritanya meski membuat kita harus berpikir untuk memahaminya, anak-anak cukup menikmati alur ceritanya.
Â
Adapun para pemain film Khanzab ini yaitu Yasamin Jasem (Rahayu), Tika Bravani (Nuning, ibu tiri Rahayu), Arswendy Bening Swara (Pak Sentot), Munggaran (Ratman),
Rizky Hanggono (Semedi), Fuad Idris (Mbah Surwo), Vonny Anggraini (Bu Ajeng), Badriyah Afiff (Riri), Sheryl Drisanna Kuntadi (Rahayu Kecil), dan Sabian (Ajik).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H