Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Khanzab", Film Horor yang Layak Ditonton

16 Mei 2023   13:16 Diperbarui: 16 Mei 2023   13:17 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam film ini, Khanzab lebih cenderung dijelaskan secara tersirat hanya melalui visual saja. Melalui suara-suara. Sementara penampakan makhkuk halus lainnya ditonjolkan.

Peran utama (diperankan Yasamin Jasem sebagai Rahayu) ketika shalat di mushala pasar, ia kerap mendapat gangguan dari makhluk tidak kasat mata tapi terlihat jelas olehnya.

Makhluk dunia lain ini terlihat memenuhi hampir seluruh ruangan mushala. Kehadiran makhluk-makhluk ini membawanya ke dunia lain, ke dunia saat ayahnya menjadi dukun dan tengah "mengobati" pasien.

Kisah film yang digarap oleh Anggy Umbara dan ditulis Vidya Talisa Ariestya, Dirmawan Hatta, dan Riza Pahlevi, ini mengusung latar peristiwa pembantaian dukun santet di Banyuwangi pada 1988.

Sayangnya, peristiwa tragedi ini ceritanya tidak disampaikan secara gamblang. Padahal tragedi tersebut menjadi salah satu pembantaian paling sadis dan tragis di Indonesia.

Di film ini, kala peristiwa pembantaian itu terjadi, Rahayu masih kecil. Ia harus menghadapi kenyataan sang ayah menjadi korban isu liar bahwa ia seorang dukun santet. Ayahnya memang seorang dukun, berteman dengan jin, dan banyak melakukan hal-hal gaib.

Tapi, dia bukan dukun santet. Namun, warga tidak memercayainya. Sang ayah pun dipenggal. Rahayu bahkan menyaksikan sendiri bagaimana ayahnya dipenggal.

Rahayu jelas trauma dan membuatnya terpuruk. Ia benar-benar berubah dari anak yang ceria menjadi pemberontak dan penuh dendam.

Ia pun memutuskan pergi meninggalkan Banyuwangi bersama ibu tiri dan adiknya. Mereka pindah ke rumah masa kecil Rahayu di kawasan Jetis.

Sayangnya, di sini Rahayu dan keluarganya tidak mendapat sambutan hangat dari warga karena dianggcap anak dukun santet pembawa sial. Ia kerap dikucilkan. Dibully secara verbal.

Ke manapun dia pergi, stigma anak tukang santet melekat sekalipun ayahnya sudah mewakafkan rumahnya untuk jadi mushala.
Untuk menenangkan diri, Rahayu biasa shalat di mushala tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun