Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Dari Khutbah Shalat Ied Permata Depok, Berikut Amalan Calon Penghuni Surga Allah

23 April 2023   07:27 Diperbarui: 23 April 2023   07:42 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Usai Shalat Idul Fitri,  Sabtu 22 April 2023, warga Permata Depok (Perdep)  Kelurahan Pondok Jaya,  Kecamatan Cipayung,  Kota Depok,  Jawa Barat, mendengarkan tausyiah atau khutbah Ustadz Ali Fikri, Lc. MA. Temanya "Ukhuwah Membangun Peradaban Islam Perdep"

Dalam khutbahnya Ustadz mengingatkan agar kita selalu mengoreksi diri, introspeksi diri apakah kita pantas mendapatkan surganya Allah. Bagaimana dengan ibadah kita, puasa kita, dan amalan-amalan ibadah lainnya.  

Karena itu,  kita harus memperbaiki diri dan amalan-amalan agar kita menjadi calon penghuni surga yang dirindukan Allah. Ada beberapa amalan yang bisa kita lakukan, yang oleh Allah dijanjikan sebagai penghuni surga.

Pertama, dzikir dan wirid setelah kita salat fardhu dan salah satu yang diperintahkan oleh Rasulullah adalah membaca Ayat Kursi. "Barang siapa yang membaca ayat kursi setelah sholat wajib, maka tidak ada satupun hal yang menghalanginya (mengerjakan amalan) masuk neraka, hingga dia meninggal.” Hadistnya Shahih. Tinggal bagaimana kita mau melaksanakannya atau tidak.

Kedua, salat Sunnah Rawatib yang mengiringi salat fardhu sebanyak 12 rakaat dan terus konsisten setiap harinya 12 rakaat. Yaitu, dua rakaat sebelum subuh, 4 rakaat sebelum zuhur dan 2 rakaat setelah zuhur, 2 rakaat setelah Maghrib dan 2 rakaat setelah Isya. Itulah 12 rakaat yang  akan diberikan balasan surga oleh Allah.

Ketiga,  menjaga akhlak yang baik karena Rasulullah diutus untuk memperbaiki akhlak manusia. Saat ini, sangat memprihatinkan dengan banyaknya tayangan-tayangan yang merusak akhlak anak-anak kita.

"Di gadget-gadget mereka, di game-game mereka. Maka akhirnya mereka pun sudah sangat jauh dari akhlak yang telah dicontohkan oleh Rasulullah. Mudah-mudahan sebagai orang tua kita punya tanggung jawab untuk bisa mengingatkan mereka dan membatasi mereka agar tidak terlalu tenggelam dalam sesuatu yang dapat terjerumus kepada yang makruh dan yang haram."

Keempat, menjaga wudhu. Salah satu yang dikisahkan dari Rasulullah ketika Isra dan Mi'raj, Rasulullah SAW ditunjukkan surga lalu Rasulullah mendengar terompah Bilal di surga. Rasulullah pun bertanya kepada Bilal, amalan apa yang engkau lakukan di dunia sampai aku mendengar terompahmu di surga.

Lalu Bilal menjawab, "Ya Rasulullah, saya tidak melakukan ibadah yang aneh-aneh, tidak melakukan ibadah yang sulit-sulit. Saya hanya selalu menjaga wudhu. Setiap kali batal, saya wudhu, dan setelah itu saya melakukan salat dua rakaat setelah wudhu". Itulah yang menyebabkan Bilal masuk surganya Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

"Masih banyak amalan yang dijanjikan Allah kepada kita melalui rasulnya. Salah satunya adalah sayyidul istighfar yang hendaknya sering kita baca setelah kita shalat,  apakah itu shalat wajib maupun sunnah.

Allahumma Anta Rabbi, la ilaha illa Anta khalaqtani, wa ana 'abduka, wa ana ala ahdika wawa'dika mastatha'tu, audzubka min syarrima shana'tu, abu'u laka bini'matika alayya wa abu'u laka bi dzanbi, faghfirli, fa innahu la yaghfirudzunuba illa Anta.

"Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu."

Rasullulah SAW menjelaskan jika seorang hamba membacanya penuh keyakinan saat siang hari dan orang tersebut meninggal pada hari itu sebelum sore hari, maka orang tersebut masuk dalam golongan penghuni surga.

Begitupun ketika seorang hamba membacanya di malam hari dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum pagi datang, orang tersebut juga masuk dalam golongan penghuni surga. Hadist diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

"Semoga Allah mudahkan dengan hidayah dan taufiknya untuk bisa kita melaksanakan dan mengamalkannya," lanjutnya.

Ustadz menambahkan,  suatu ketika Umar bin Abdul Aziz menjadi Khatib salat Idul Fitri pada masa pemerintahannya. Lalu beliau mengatakan, banyak umat Islam yang keliru dalam merayakan Idul Fitri.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Seperti yang pernah disaksikan oleh seorang ulama Salafus Shalih yaitu Wahab. Beliau mengatakan, aku melihat  sekelompok masyarakat yang merayakan Idul Fitri dengan cara yang salah. Mereka tertawa terbahak-bahak dan mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang mubazir. Perbuatan-perbuatan yang lebih dekat kepada setan dan jauh dari apa yang dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabat.

"Merayakan Idul Fitri tidak dengan cara yang seperti itu. Orang yang bersyukur tidak akan merayakan Idul Fitri dengan cara seperti itu. Mudah-mudahan ini bisa menjadi pengingat buat kita bahwa dalam merayakan Idul Fitri bukan dengan cara-cara yang tidak dibenarkan," ujarnya.

Dikatakan, para ulama dan para soleh bersedih ketika datang waktunya Idul Fitri. Ketika ditanyakan mengapa bersedih padahal ini adalah Idul Fitri, lalu para ulama mengatakan, "Saya bukan bersedih karena Idul fitrinya. Saya bersedih karena kekhawatiran apakah ibadah saya diterima selama bulan suci Ramadhan atau tidak itu yang membuat saya sedih wajar."

Para sahabat Nabi pun demikian bersedih setelah Idul Fitri, setelah salat Idul Fitri. Meratapi amalia Ramadhan mereka agar diterima oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Dan, mereka pun sudah mempersiapkan diri lagi untuk menyongsong Ramadan di tahun berikutnya.

"Mudah-mudahan doa yang kita panjatkan dalam suasana Fitrah ini segera ditabur oleh Allah subhanahu wa ta'ala dan kita dijadikan hamba-hambaNya yang bertakwa yang mendapat perinduannya sebagaimana umat-umat Nabi Muhammad yang lainnya. Walaupun menjadi umat akhir zaman, kita nanti akan bisa mendapatkan surganya Allah Subhanahu Wa Ta'ala."

Alhamdulillah, dengan berpuasa kita ikut merasakan bagaimana fakir miskin yang jarang mendapatkan makanan dalam kesehariannya. Kita pun akhirnya merasakan hal yang sama pada saat kita melaksanakan ibadah sahur di siang hari.

Ketika fakir miskin banyak yang tidak memiliki kecukupan untuk merayakan Idul Fitri, dengan zakat, infaq dan shodaqah kita dapat berbagi agar mereka pun bisa berbahagia bersama kita di sini.

"Itulah ukhuwah yang terbangun dari Ramadhan yang telah kita laksanakan di tahun ini, yang mudah-mudahan Allah tetap menjaga kita menjalankan ibadah tersebut sampai dengan tahun Ramadan nanti," ucapnya.

Kalaupun kita sudah berada di alam kubur apa yang kita lakukan di bulan suci Ramadan tahun 1444 Hijriyah ini dapat mengantarkan kita kepada kerinduan Allah subhanahu wa ta'ala dan mendapatkan surganya.

Ustadz mengingatkan bahwa tidak cukup hanya kita mempertahankan ukhuwah dalam kehidupan keseharian kita, namun kita pun perlu mengubah visi hidup kita dari yang selama ini kadang masih tertarik kehidupan dunia.

Kita masih lebih suka dengan hal-hal yang bersifat materi tetapi kadang kita melupakan sesuatu yang pasti yaitu kematian dan kehidupan akhirat. Mudah-mudahan Ramadhan yang telah kita lakukan di tahun ini dapat menjadi bekal untuk mengubah visi hidup kita pasca Ramadhan tahun ini.

"Agar kita menjadi orang yang terus berupaya memantaskan diri kita untuk menjadi penghuni surga. Janji yang akan kita dapatkan baik dalam kehidupan dunia maupun dalam kehidupan akhirat kelak," ujarnya.

Bagaimana memantapkan diri kita agar akhlak dan tingkah laku kita benar-benar mencerminkan ahli surga. Jangan sampai kita berpaling dari sesuatu yang tidak lagi bermanfaat. Saat ini banyak sekali dalam kehidupan kita dengan gadget di tangan kita sesuatu yang tidak bermanfaat banyak sekali di dalamnya.

"Karena itu tolong ditinggalkan apalagi yang haram yang ada di gadget kita . Tentu saja itu adalah termasuk sesuatu yang harus kita tinggalkan agar kita bisa memantaskan diri kita menjadi calon penghuni surga," ucapnya.

Demikian. Wallahu'alam bisshowab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun