Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Milad 76 Tahun HMI untuk Masa Depan Peradaban

28 Februari 2023   17:06 Diperbarui: 28 Februari 2023   17:08 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) kini berusia 76 tahun. Bukanlah usia muda bagi HMI. Selama 76 tahun itu, HMI turut berjuang membangun bangsa Indonesia. Hanya berbeda 2 tahun dengan Kemerdekaan Republik Indonesia.

Sejarah mencatat kelahiran HMI diprakarsai oleh Prof. Lafran Pane di Yogyakarta pada  5 Februari 1947. Itu sebabnya, setiap 5 Februari keluarga besar HMI di seluruh Indonesia selalu merayakan Dies Natalis HMI. Dan pada 5 Februari 2023 lalu HMI berusia 76 tahun.

Saking pentingnya keberadaan HMI Jenderal Sudirman pernah mengatakan "HMI bukan hanya Himpunan Mahasiswa Islam tetapi HMI juga Harapan Masyarakat Indonesia".

Hari lahir HMI ini diperingati secara meriah di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Senin 27 Februari 2023. Malam puncak Dies Natalia ke-76 ini mengangkat tema "Khidmat HMI untuk Masa Depan Peradaban".

Milad HMI ini dihadiri tokoh-tokoh nasional alumni HMI. Sebut saja Hj. Roesna Syafria (Umi Cia). Sosok perempuan yang akrab disapa Bundo Kanduang HMI. Ia dikenal sebagai penjaga etika HMI. 

Di masa Orde Baru Umi Cia juga tempat bernaung para aktivis HMI. Sejumlah aktivis yang menjadi incaran pemerintah kala itu berlindung di kediamannya di Cilandak, dan berhasil membebaskan para aktivis HMI dari jeratan hukum.

Ada juga Akbar Tanjung. Sosok yang tidak asing lagi bagi seluruh kader HMI. Akbar dikenal memiliki segudang prestasi. Dedikasinya terhadap pembangunan bangsa Indonesia tidak perlu diragukan lagi.

Wakil Presiden RI ke-10 dan Wakil Presiden RI ke-12, Jusuf Kalla (JK) juga hadir dalam perhelatan akbar ini. Sosok yang tidak asing di Indonesia. JK telah dua kali menjadi Wakil Presiden pada periode 2004-2009 dan 2014-2019. 

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Sebagaimana diketahui, JK dikenal sebagai pengusaha handal. Berbagai bisnisnya dikelolanya di bawah naungan Kalla Group, khususnya di kawasan Indonesia Timur. 

Sementara itu, kiprahnya di politik dan pemerintahan dimulai pada 1999 saat menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan di era pemerintahan Abdurahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Gusdur. JK juga menjadi Menteri Koordinaror Bidang Kesejahteraan Rakyat era Megawati. 

Namanya terus meroket saat mencetuskan perjanjian perdamaian antara pemerintah dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 2005.

Julukan Bapak Perdamaian juga melekat pada JK saat menjabat Menkokesra pada 2001. JK menginisiasi Deklarasi Manilo yang menuntut perdamaian di Poso. 

Pada bidang ekonomi, JK berhasil menekan subsidi minyak tanah dengan memberlakukan konversi gas 3 kg. Program yang digawangi olehnya hingga menghemat APBN sampai triliunan rupiah.

Sosok lain yang hadir adalah Sakib Machmud. Sejak kuliah di ITB, Sakib aktif dalam seksi kerohanian di Dewan Mahasiswa ITB. Ia juga pernah menjadi dosen tidak tetap mata kuliah Islam di ITB. 

Ida Ismail Nasution, Wakil Ketua Umum Himpunan Alumni IPB ini mendapatkan gelar MBA di New York. Ida telah 25 tahun aktif di organisasi internasional. Sosok perempuan cantik ini juga dikenal sebagai aktivis mahasiswa 1960. Ia ikut berkontribusi lahirnya Kohati atau Korps HMI-Wati dan menjadi Ketum Kohati PB HMI pada periode 1969 -1971.

Atas kontribusinya pada pembangunan bangsa dan HMI itu sendiri, para tokoh tersebut mendapatkan penghargaan dari  Pengurus Besar HMI.

Sejumlah tokoh Alumni HMI tersebut dinilai sosok inspiratif dan memberikan kontribusi serta dedikasinya kepada Islam dan bangsa Indonesia. Mereka dianggap memiliki peranan dalam peradaban Indonesia.

Penganugerahan penghargaan ini disaksikan sejumlah tokoh penting Indonesia. Di antaranya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. 

Selain itu, Menteri Investasi Indonesia/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Hadir juga aktivis Malari Hariman Siregar, Fajar, Arif Mustopha, Presidium KAHMI dan Presidium KOHATI.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Ketua Umum PB HMI periode 2021 - 2023, Raihan Ariatama dalam sambutannya menyampaikan, keislaman dan ke-Indonesia-an adalah landasan yang kokoh. Menjadi fundamental kehidupan berbangsa dan bernegara yang telah final.

"Sebagai anak kandung bangsa yang dari awal dikader untuk mencintai Islam, untuk menyayangi Indonesia, HMI berkomitmen dengan tulus untuk meramu friksi ideologis menjadi solusi kebangsaan serta menempatkan ke Islaman menjadi satu tarikan nafas Bangsa Indonesia," tuturnya

Adapun makna dalam logo Dies Natalies tahun ini, seperti angka 76 pada melambangkan harapan agar senantiasa menjadi organisasi adaptif, transformatif dan selalu relevan melahirkan generasi peradaban yang gemilang. 

Warna hijau, menggambarkan karakteristik HMI dengan nilai-nilai keislaman. Warna emas, mengartikan totalitas konsolidasi HMI dalam mengawal kemajuan peradaban dan keislaman. Warna hitam, mengartikan perjuangan dan integritas HMI sebagai pemuda Indonesia. 

Dia berharap arah gerak HMI dapat semakin relevan serta bermanfaat besar bagi umat dan bangsa. Ia mengingatkan transformasi kebangsaan harus dimulai dari akhlak yang baik dan program yang baik. Dua hal yang tidak bisa dipisah. Dua hal yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Selama perjalanannya, HMI telah melahirkan tokoh-tokoh penting di Republik Indonesia. Bisa dibilang peran kader HMI telah berkiprah di semua lini sampai pada jabatan Wakil Presiden pernah diduduki kader HMI. 

Kiprah HMI untuk kemajuan bangsa dan negara, juga dalam membangun dan mencerdaskan umat tidak perlu diragukan lagi. 

Dies Natalis HMI ke 76 tahun sebisa mungkin harus bisa memenuhi harapan masyarakat Indonesia. Harus mampu memberikan yang terbaik untuk umat dan negara. 

Peranan aktif semua kader HMI harus dapat dirasakan berbagai lapisan masyarakat di Indonesia. Harus tetap menjaga marwah sebagai organisasi kemahasiswaan yang melahirkan tokoh-tokoh penting di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun