Sementara itu, kiprahnya di politik dan pemerintahan dimulai pada 1999 saat menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan di era pemerintahan Abdurahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Gusdur. JK juga menjadi Menteri Koordinaror Bidang Kesejahteraan Rakyat era Megawati.Â
Namanya terus meroket saat mencetuskan perjanjian perdamaian antara pemerintah dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 2005.
Julukan Bapak Perdamaian juga melekat pada JK saat menjabat Menkokesra pada 2001. JK menginisiasi Deklarasi Manilo yang menuntut perdamaian di Poso.Â
Pada bidang ekonomi, JK berhasil menekan subsidi minyak tanah dengan memberlakukan konversi gas 3 kg. Program yang digawangi olehnya hingga menghemat APBN sampai triliunan rupiah.
Sosok lain yang hadir adalah Sakib Machmud. Sejak kuliah di ITB, Sakib aktif dalam seksi kerohanian di Dewan Mahasiswa ITB. Ia juga pernah menjadi dosen tidak tetap mata kuliah Islam di ITB.Â
Ida Ismail Nasution, Wakil Ketua Umum Himpunan Alumni IPB ini mendapatkan gelar MBA di New York. Ida telah 25 tahun aktif di organisasi internasional. Sosok perempuan cantik ini juga dikenal sebagai aktivis mahasiswa 1960. Ia ikut berkontribusi lahirnya Kohati atau Korps HMI-Wati dan menjadi Ketum Kohati PB HMI pada periode 1969 -1971.
Atas kontribusinya pada pembangunan bangsa dan HMI itu sendiri, para tokoh tersebut mendapatkan penghargaan dari  Pengurus Besar HMI.
Sejumlah tokoh Alumni HMI tersebut dinilai sosok inspiratif dan memberikan kontribusi serta dedikasinya kepada Islam dan bangsa Indonesia. Mereka dianggap memiliki peranan dalam peradaban Indonesia.
Penganugerahan penghargaan ini disaksikan sejumlah tokoh penting Indonesia. Di antaranya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.Â
Selain itu, Menteri Investasi Indonesia/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Hadir juga aktivis Malari Hariman Siregar, Fajar, Arif Mustopha, Presidium KAHMI dan Presidium KOHATI.