Tadinya, kami mau bermain volley dulu, eh tidak jadi. Kawan-kawan lebih antusias untuk menaiki banana boat, donat boat, dan jetski. Beberapa kawan ada juga yang tidak ikut bermain air. Katanya sih khawatir masuk angin hahaha...
Permainan yang pertama kali saya jajal yaitu donat boat. Ini adalah perahu karet yang bentuknya seperti donat, tapi ini tidak bolong di tengah seperti donat.
Sebelum menaiki perahu karet ini, kami harus memakai jaket pelampung untuk berjaga-jaga jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Perahu karet ini berkapasitas 5 orang. Dua orang di depan, 3 orang di belakang.
Penumpang harus duduk di tempat yang sudah ditentukan. Duduknya terlentang, sambil memegang tali yang melintang di kiri kanan tangan. Jangan berdiri saat boat melaju karena dikhawatirkan kita bisa terpental atau jatuh ke air.
Jumlah penumpangnya pada sisi kanan dan kiri harus sama. Tujuannya untuk menjaga keseimbangan saat speed boat menarik perahu donat.
Donat boat ini ditarik oleh speed boat yang jarak antara speed boat dengan perahu donat sekitar 5 meter. Kami pun mengitari pantai hingga ke tengah selama 15 menit atau 3x putaran.
Ketika perahu karet kami dihantam ombak, seketika baju kami basah. Kami pun tertawa lepas. Ketika perahu karet menerjang ombak, perahu terhempas cukup keras.
Belum lagi, speed boat yang berkecepatan tinggi berbelok serasa akan jatuh. Bergoyang dan ditarik, pada titik tertentu berputar-putar di tengah laut. Serasa bagaikan bandul yang berputar terhempas.
Jadi terbayang bagaimana orang-orang yang transportasinya mengandalkan perahu. Bagaimana juga ibu hamil di pedalaman yang harus ke pusat pelayanan kesehatan masyarakat dengan menyeberang.