Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

RSJ Marzoeki Mahdi, RS Jiwa Tertua di Indonesia Peninggalan Zaman Belanda

17 Januari 2023   15:46 Diperbarui: 17 Januari 2023   16:03 2394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari lalu saya berkunjung ke Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi (RSJMM) Bogor. RS yang dulunya bernama RSJ Pusat Bogor ini terletak di Jalan dr. Sumeru No. 114 Kota Bogor, Jawa Barat. 

Bukan tanpa sebab saya ke sini. Kebetulan saya ikut mengantarkan anak kawan saya untuk dirawat di RS ini. Saya sendiri baru pertama kali ini mengunjungi RS jiwa. Dan, ini menjadi RS jiwa pertama yang saya kunjungi.

RSJMM dengan slogan "Sigap Empati Harmonis Antusias Tertib" ini adalah rumah sakit jiwa tipe A yang menjadi rujukan pelayanan kesehatan jiwa dan napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya). 

Pada Maret 2022, RSJMM diresmikan sebagai Pusat Kesehatan Jiwa Nasional (PKJN). Sebelumnya, pada 2019, RSJMM meraih predikat Akreditasi KARS Internasional.

Ternyata, RSJMM ini dibangun sejak zaman penjajahan Belanda pada 1 Juli 1882. Itu artinya, RSJMM adalah RS jiwa tertua di Indonesia. Usianya kini 141 tahun alias hampir 1,5 abad. 

Saat itu, RS ini bernama Hetkrankzinnigengestich Buitenzorg. Ini adalah layanan kesehatan pertama yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda di Indonesia. 

Alasan dibangunnya rumah sakit ini karena hasil sensus 1862 menunjukkan banyaknya orang dengan gangguan jiwa berkeliaran bebas di lingkungan masyarakat. 

Historia melaporkan hasil penelitian Bauer-Smit yang dirilis pada 1868 menemukan ada sekitar 550 orang dengan gangguan kesehatan jiwa. Kondisinya begitu memprihatinkan. Ada yang dipasung, ditelantarkan, ada pula yang dirawat di rumah sakit militer yang tidak dikhususkan untuk perawatan jiwa.

Oleh pemerintah, hasil penelitian Bauer-Smit ini dijadikan dasar pembentukan layanan kesehatan mental di Hindia Belanda. Pada 1881, pemerintah membuka RS Jiwa pertama di Bogor,  Hetkrankzinnigengestich Buitenzorg

Alasan lainnya, pemerintah Hindia Belanda meyakini penyakit jiwa dapat diatasi jika si penderita mendapatkan pelayanan dan perhatian yang layak.

Awalnya hanya menerima pasien dari kalangan Eropa yang kerabatnya terkena gangguan jiwa. Adapun bangsal kesehatan bagi kalangan pribumi baru dibangun belakangan.

Karena berusia tua, tidak heran, sebagian besar bangunan RSJMM ini  bentuk bangunan tua tapi masih terlihat kokoh. Di antara bangunan yang masih bertahan bentuknya adalah di bagian layanan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) serta rehabilitasi psikososial.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Setelah dinasionalisasi, Marzoeki Mahdi menjadi sosok yang namanya digunakan untuk RSJ ini. 

Meski berusia tua fasilitas kesehatan di RSMM juga dilengkapi dengam fasilitas penunjang seperti assesment center, radiologi, laboratorium, apotek, dan hemodialisa.

Dr. Marzoeki Mahdi sendiri adalah seorang dokter pejuang. Putra minang yang lahir di Kota Gadang, pada 14 Mei 1890. Ia dokter lulusan STOVIA. Ia masuk STOVIA pada 9 November 1908 dan lulus pada 23 Mei 1918. 

Ia dikenal sebagai pelopor Gerakan Kesehatan Jiwa di Indonesia. Namanya tercatat pernah memimpin Rumah Sakit Jiwa Bogor. Sebanyak dua kali ia bekerja di RSJ Bogor, yakni 1924 dan 1932. Lalu pada 1942, ia menjadi direktur RSJ Bogor dan pada 1945 menjadi inspektur kesehatan RSJ Bogor.

Marzoeki Mahdi sangat aktif di bidang kesehatan. Ia juga tercatat sebagai tokoh pergerakan nasional Indonesia. Pada 1926 ia dipercaya sebagai Ketua Boedi Oetomo cabang Semarang. 

Setelah menjadi Ketua Boedi Oetomo Cabang Semarang, salah satu teman akrab okoh Betawi M.H. Thamrin ini aktif menjadi tokoh pergerakan nasional di Bogor. Hal ini terjadi setelah ia bermukim di Bogor dan bekerja di RSJ Bogor. 

Marzoeki Mahdi juga aktif pada masa perjuangan kemerdekaan. Ia turut terlibat dalam pertempuran di Bantenweg yaitu sekitar rel kereta api Stasiun Bogor yang melukai Kapten Tubagus Muslihat, seorang pejuang lokal. 

Tubagus Muslihat yang saat itu terluka parah diselamatkan oleh dr. Marzoeki Mahdi, meski pada akhirnya nyawanya tidak tertolong juga karena kehabisan banyak darah. 

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Nama Marzoeki Mahdi juga tercatat sebagai anggota Tyuo Sang In (Badan Penasihat Pemerintah Pusat Bala Tentara Jepang). Peristiwa ini dimuat pada surat kabar Gelora Rakjat terbitan 29 Desember 1945. 

RSJ Marzoeki Mahdi ini sangat luas. Berdasarkan informasi yang saya baca, luasnya mencapai 56 hektare dan luas bangunan 79.238 meter persegi. 

Area RS ini cukup rimbun. Ditumbuhi banyak pepohonan. Tidak heran juga RS ini mendapat sebutan Green Hospital. Mungkin disesuaikan dengan peruntukkannya. 

Pengobatan penyakit kejiwaan membutuhkan suasana tenang dan kondusif. Jauh dari keramaian. Pasien pun merasa nyaman dan tidak takut untuk berobat ke sini.

Rumah sakit jiwa menjadi tempat terbaik bagi kesembuhan mental para pasiennya. Pasien yang harus segera menjalani perawatan di rumah sakit jiwa adalah pasien yang menunjukan gejala, seperti ingin bunuh diri, berhalusinasi, kesulitan berkegiatan sehari-hari, dan lain sebagainya.

Nah, anak kawan saya kebetulan mengalami halusinasi, gaduh gelisah, dan ada keinginan untuk bunuh diri. Oleh psikiater yang merawatnya di rumah sakit sebelumnya merekomendasikan untuk dirawat di rumah sakit jiwa ini.

Gangguan jiwa beragam jenisnya, mulai dari yang ringan sampai akut. Keterbukaan dari pihak keluarga akan membantu dokter ahli kejiwaan (psikiater) dalam melakukan diagnosis dan menentukan perawatan yang tepat bagi pasien.

Meski RS ini khusus untuk kejiwaan, namun RSJMM juga memiliki layanan nonpsikiatri seperti Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Jantung, Poliklinik Kandungan, Poliklinik Anak, Poliklinik Paru, Poliklinik Bedah Umum, Poliklinik THT, Poliklinik Syaraf/Neurologi, Poliklinik Gigi dan Mulut, Fisioterapi, dan Anestesi.

RS ini adalah RS tipe A untuk pelayanan Khusus dan tipe B untuk pelayanan umum.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun